Inikah Indikasi Tiongkok Melunak Soal Laut China Selatan?

China menyetujui dokumen awal CoC, hal ini mengindikasikan melunaknya sikap China di Laut China Selatan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 14 Mar 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 06:54 WIB
Laut China Selatan
Cina melakukan reklamasi di pulau karang Fiery Cross di Laut Cina Selatan. (BBC)

Liputan6.com, Jakarta - China secara mengejutkan menyampaikan bahwa dokumen awal tata perilaku (CoC) di Laut China Selatan yang akan diajukan negaranya telah rampung.

Pernyataan ini dinilai sebagai sebuah kejutan. Pasalnya, sejak tahun 2010 pembahasan awal dokumen CoC oleh China ini tidak kunjung selesai.

Beijing bahkan teguh atas sejumlah klaimnya di Laut China Selatan yang jadi hambatan untuk menyepakati CoC.

Kabar soal rampung dokumen CoC tersebut dinilai banyak pihak sebagai tanda bahwa Tiongkok sudah mulai melunak sikapnya atas Laut China Selatan.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kementerian Koordinator (Kemenko) Maritim Arif Havas Oegroseno segera menyelesaikan dokumen awal CoC Laut China Selatan itu mendesak mengingat kondisi ekonomi dunia yang masih belum stabil.

"Ada banyak faktor terutama karena kondisi pereknomian di dunia dan di China," sebut Havas di Jakarta.

Dia melihat, jika ekonomi dunia dan kawasan Asia masih stagnan, maka perekonomian China akan terimbas negatif. Maka dari itu, untuk memperkuat ekonomi di kawasan kestabilan dan perdamaian wilayah termasuk di Laut China Selatan sangat penting diciptakan.

"Faktornya banyak, jadi beberapa negara harus berkolaborasi lagi sehingga beberapa negara harus punya kebijakan positif di kawasan ini," papar dia.

"Karena kalau kawasan ini terus jadi hotspot akan sulit berkembang dari segi perekonomian," jelas dia.

Pada 8 Maret lalu Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, selesainya dokumen awal CoC adalah sebuah kemajuan yang sangat jelas. Dia pun yakin semua pihak senang dengan apa yang sudah dilakukan China.

"China dan negara ASEAN merasa puas soal ini," ucap Yi.

Dengan lantang Yi menyebut dalam beberapa waktu belakangan tensi di Laut China Selatan bukan cuma mereda, melainkan sangat reda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya