Liputan6.com, Bruchsal - Dalam beberapa bulan mendatang, taksi udara mungkin akan berterbangan mengantar penumpang. Setidaknya, begitulah visi perusahaan pemula E-Volo dari Jerman ketika memamerkan Volocopter 2X minggu ini.
Perusahaan itu merencanakan agar alat angkut dengan 18 rotor listrik yang merupakan persilangan antara drone dan helikopter, diuji sebagai mesin terbang dalam proyek taksi pada 2018.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Asia One pada Sabtu (8/4/2017), Volocopter memiliki fasilitas 2 tempat duduk. Dengan sistem pengendali oleh pilot menggunakan tongkat joystick.
Menurut E-Volo, pada 2018 nanti Volocopter 2X dikembangkan agar mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang Jerman. Siapapun yang nantinya memiliki izin khusus akan diperbolehkan menerbangkannya.
Namun demikian, perusahaan itu belum memberikan tanggapan terhadap permohanan perincian lebih jauh yang diajukan oleh CNBC.
Pihak E-Volo sedang mengupayakan mendapatkan registrasi komersial untuk pesawat terbang itu, agar bisa dipakai sebagai alat transportasi penumpang.
Selanjutnya disebutkan bahwa Volocopter 4 kursi sedang dikembangkan dan diharapkan mendapat persetujuan dari otoritas penerbangan Federal Aviation Authority (FAA) di Amerika Serikat (AS) dan European Aviation Safety Agency di Eropa.
Kendaraan sejenis Volocopter memiliki keunggulan kemampuan lepas landas dan mendarat secara tegak (vertical take-off and landing, VTOL), sehingga bisa mengangkasa dan mendarat hanya dalam sebidang kecil permukaan. Cocok untuk kawasan perkotaan.
Untuk diketahui, E-Volo bukan satu-satunya perusahaan yang mencoba taksi dengan sistem VTOL. Ehang dari China telah mengembangkan quadcopter yang oleh pemerintah Uni Emirat Arab disebut-sebut akan mulai terbang di Dubai pada tahun ini.
Airbus juga tidak mau ketinggalan. Raksasa dirgantara Eropa itu juga sedang mengembangkan taksi terbang tanpa pilot yang mungkin diuji dalam tahun ini.
Perusahaan layanan angkutan semisal Uber juga sedang mengintip kemungkinan penggunaan teknologi ini.