Liputan6.com, Padang - Kota Padang di Sumatra Barat menjadi kota pertama di Indonesia yang menjalin kerja sama 'Sister City' dengan kota di Australia Barat. Bidang pelabuhan dan pariwisata dinilai menjadi potensi utama yang bisa dikembangkan dari dua kota tersebut.
Pada tanggal 3 Mei 2017 di Padang, Wali Kota Mahyeldi dan Wali Kota Fremantle, Bradd Pettitt, menandatangani Surat Pernyataan Kehendak (LoI) untuk menandai kerjasama ‘Sister City’ (Kota Bersaudara) antara ibu kota Sumatra Barat dengan kota yang terletak di negara bagian Australia Barat tersebut.
Ada empat sektor kerjasama yang disepakati oleh LoI itu dan menjadi fokus program ‘Sister City’, mereka adalah sektor pariwisata dan budaya, perdagangan dan investasi, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia.
Advertisement
Sebelumnya, kedua kota pelabuhan tersebut telah menjalin kerjasama dalam bentuk ‘Friendship City’ sejak tahun 1996 sebelum akhirnya LoI ‘Sister City’ disahkan di depan 250 peserta yang menghadiri seminar dan rapat kerja III Forum Pemerintahan Daerah Negara-Negara Samudera Hindia (IOLGF) Indonesia di kota Padang.
“Kita melihat perkembangan Kota Fremantle dari sisi pariwisata, penataan kota, dan pelabuhan sangat mengagumkan. Ini suatu keunggulan yang dapat kita ikuti” ujar Walikota Mahyeldi dalam keterangan pers Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Perth, seperti dikutip dari Australia Plus pada Senin (8/5/2017)
Sementara itu Wali Kota Fremantle, Brad Pettitt, mengatakan, Padang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, tidak kalah dari wilayahnya. Ia juga mengharapkan agar jalur transportasi yang lebih baik di antara kedua kota ditingkatkan demi kepentingan ekonomi.
“Sekiranya jalur transportasi laut dapat diupayakan, maka perdagangan antara kota Padang dan Fremantle akan lebih praktis,” tuturnya.
Bagi Australia Barat, kerjasama ‘Sister City’ yang dicanangkan antara Fremantle dan Padang adalah yang pertama dari kerjasama sejenis dengan kota di Indonesia.
Meski Australia Barat sendiri memiliki program ‘Sister Province’ dengan Jawa Timur, bentuk kerjasama antara kota di negara bagian ini dengan kota-kota lain di Indonesia baru sebatas ‘Friendship City’ dengan sifat yang kurang mengikat. Fremantle misalnya, memiliki kerjasama ‘Friendship City’ dengan kota Surabaya dan Bukit Tinggi.
Menurut penuturan Konsul Jenderal KJRI Perth, Ade Padmo Sarwono, kepada Nurina Savitri dari Australia Plus, selama ini kota Fremantle baru memiliki program ‘Sister City’ dengan 5 kota di dunia.
"Freemantle memiliki Sister City dengan Selendang Perai (Malaysia), Yokosuka (Jepang), Capo d'Orlando (Italia), Molfetta (Italia) dan Funchai (China),"jelasnya.
Ia lantas mengutarakan, Australia Barat terutama kota Fremantle, maju dalam bidang pelabuhan dan perdagangan.
"Fremantle merupakan Kota Pelabuhan terbesar di WA (Australia Barat) dan merupakan salah satu pelabuhan dengan pengelolaan atau manajemen terbaik dibandingkan dengan perusahaan swasta atau sektor publik lainnya."
Sementara di bidang pariwisata, kata Konjen Ade, Fremantle merupakan pelabuhan tempat berlabuhnya kapal layar dan kapal pesiar.
"Indonesia dapat mempelajari hal ini untuk meningkatkan wisata bahari di Indonesia dengan persiapan pelabuhan agar lebih banyak kapal pesiar berlabuh di Pelabuhan Indonesia," harapnya.
Langkah berikutnya dari program ‘Sister City’ yang telah digagas oleh Padang dan Fremantle akan ditindak lanjuti dengan pembuatan dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).