Kereta Api Indonesia Jajal Pasar Sudan

PT INKA berkunjung ke KBRI Khartoum untuk memperluas jangkauan pemasaran kereta api buatan Indonesia di luar negeri khususnya Sudan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Mei 2017, 08:24 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2017, 08:24 WIB
Kunjungan delegasi PT. Industri Kereta Api (INKA) ke KBRI Khartoum. (Dokumentasi KBRI Khartoum)
Kunjungan delegasi PT. Industri Kereta Api (INKA) ke KBRI Khartoum. (Dokumentasi KBRI Khartoum)

Liputan6.com, Khartoum - KBRI Khartoum memfasilitasi kunjungan delegasi PT Industri Kereta Api (INKA), yang dipimpin oleh Manager Pemasaran Luar Negeri PT INKA, Wai Wahdan. Lawatan pada 16-20 Mei 2017 itu dilakukan untuk memperluas jangkauan pemasaran kereta api buatan Indonesia di luar negeri, terutama Sudan.

Dubes RI untuk Republik Sudan dan Negara Eritrea, Burhanuddin mengungkapkan hal itu selepas memfasilitasi pertemuan antara delegasi PT INKA dengan Menteri Perhubungan, Jalan dan Jembatan Republik Sudan, Makkawi Muhammad Awad dan Direktur Jenderal Sudan Railways Corporation (SRC), Mohamed Taha Ahmed, di kantor masing-masing, di Khartoum, Sudan.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Awad dan Dirjen Ahmed menyampaikan adanya rencana Strategis Perkeretaapian Sudan tahun 2016 – 2029, yang memerlukan investasi serta partisipasi negara-negara sahabat, termasuk Indonesia, dalam jumlah yang cukup besar.

Kebutuhan besar ini dikarenakan dalam rencana strategis tersebut, Pemerintah Sudan akan melakukan revitalisasi transportasi kereta api yang cukup masif, seperti; pembaruan armada kereta api Sudan secara bertahap, yang saat ini berjumlah 60 kereta lokomotif dan lebih dari 2.800 kereta penumpang.

Selain itu, revitalisasi juga mencakup perbaruan dan pembangunan jalur kereta api Sudan yang panjangnya mencapai lebih dari 8.000 km.

"Kunjungan ini mencatat adanya komitmen dan action plan dalam waktu dekat dari kedua belah pihak, untuk dapat segera bekerja sama bagi kepentingan industri kereta api kedua negara. Terutama, dalam menindaklanjuti adanya kebutuhan pengadaan 6 unit kereta lokomotif serta 800 unit kereta barang di Sudan," lanjut Dubes Burhanuddin.

Sejak awal 2017, iklim investasi asing di Sudan sangat menarik, berbagai negara dan perusahaan asing mulai beramai-ramai menjajaki potensi bisnis Sudan di berbagai bidang, termasuk juga bidang kereta api.

"Untuk itu, kecepatan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada menjadi salah satu hal penting yang perlu segera diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya di Sudan, termasuk PT INKA yang cukup tepat dalam menangkap peluang ini," puji Dubes Burhanuddin.

Selain bertemu dengan Menteri Perhubungan, Jalan dan Jembatan Republik Sudan serta Direktur Jenderal SRC, delegasi PT INKA juga berkesempatan mengunjungi pusat pengoperasian serta pusat workshop Kereta Api Sudan, yang berada di kota Atbara, River Nile State, atau di kota yang berjarak 330 km di sebelah utara Ibu Kota Sudan, Khartoum.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya