Obama Bercerita soal Ayah Tirinya, Seorang Muslim Penuh Toleransi

Dalam pidatonya di Kongres Diaspora Indonesia, Obama bicara soal toleransi. Saat itulah ia teringat ayah tirinya.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Jul 2017, 20:02 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2017, 20:02 WIB
Barack Obama
Presiden AS ke-44, Barack Obama menjadi pembicara dalam acara 4th Congress of Indonesian Diaspora di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (1/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Barack Hussein Obama datang dari layar belakang beragam. Ibunya, Ann Dunham adalah garis berkulit putih yang lahir di Kansas, Amerika Serikat. Sementara, ayah kandungnya berasal dari Kenya dan memeluk agama Islam.

Saat Obama berusia 6 tahun, sang ibu menikah dengan seorang pria Indonesia bernama Lolo Soetoro. Ia pun pindah ke Jakarta, yang dianggapnya sebagai kampung halaman kedua.

Foto keluarga yang dirilis oleh kampanye kepresidenan 2008. Mantan Presiden AS, Barack Obama (kanan) di usia 9 tahun berpose dengan ayah tirinya Lolo Soetoro, saudaranya Maya Soetoro dan ibunya Ann Dunham pada tahun 1970. (AFP Photo/Obama For America)

Dalam pidato pembukaan Kongres Diaspora Indonesia ke-4 Barack Obama bicara tentang toleransi. Saat itulah, Presiden ke-44 Amerika Serikat itu mengenang ayah tirinya.

"Ayah tiri saya, ayah Maya, adalah seorang Muslim. Tapi, ia menghargai orang Hindu, Buddha, Kristen,..." kata Obama di Jakarta, Sabtu (1/7/2017).

Lolo Soetoro adalah ayah kandung Maya Soetoro, adik Obama. 

Obama juga mengaku melihat banyak bukti toleransi di Indonesia. Misalnya, keberadaan Candi Borobudur dan Candi Prambanan, peninggalan Buddha dan Hindu yang dijaga dan dilestarikan di negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Tak hanya itu, banyak rumah ibadah, misalnya masjid dan gereja, yang berdiri berdampingan.

"Itu adalah simbol bahwa Indonesia pada dasarnya menghargai keberagaman dan toleransi," kata Obama, yang menyebut kata 'Bhinneka Tunggal Ika' sebagai ciri Tanah Air -- persatuan dalam keberagaman.

Meski demikian, Obama mengingatkan, toleransi dan persatuan sejatinya adalah hal yang harus dijaga.

Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berjalan menuruni tangga Candi Borobudur saat berwisata di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, (28/6). Kedatangan Barack Obama dan rombongan disambut meriah wisatawan lainnya. (AP Photo / Slamet Riyadi)

"Jika orang-orang tidak menghargai toleransi, masyarakat akan runtuh. Jika kita tidak mengatasi perbedaan, kemanusiaan akan hancur. Kita harus toleran, menghargai perbedaan," kata dia.

Salah satu tantangan untuk menjaga toleransi, kata Obama, justru datang dari hal yang memudahkan kehidupan manusia: komunikasi modern.

"Kita mudah mengakses berita. Namun, jika kita melihat perkembangan saat ini, banyak berita palsu atau kabar bohong yang rentan politisasi," kata Obama.

"Kita harus cerdas menghadapi itu. Jika tidak, akan menyebabkan perpecahan," tambah dia.

Pria yang lahir di Hawaii itu mengimbau generasi muda, khususnya pemuda Indonesia, untuk ambil tindakan demi menjaga dan merawat toleransi serta keberagaman.

"Masa depan bergantung pada orang yang percaya dengan pluralisme, menghargai hak asasi manusia, dan toleransi," tegas Obama.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya