AS: Mosul Sudah Direbut, Raqqa Selanjutnya

Koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS menargetkan segera merebut Kota Raqqa dari tangan ISIS.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Jul 2017, 08:47 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2017, 08:47 WIB
Pasukan SDF di Raqqa, Suriah
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Raqqa, Suriah (Reuters)

Liputan6.com, Raqqa - Satu jam setelah Perdana Menteri Irak Haider Al Abadi mengumumkan pembebasan Kota Mosul, Komandan Koalisi Militer Internasional Letnan Jenderal Stephen Townsend langsung memberikan selamat.

Ia menyatakan, kemenangan Irak atas ISIS luar biasa. Meski demikian, pertempuran belum usai.

"Kekalahan ISIS di Mosul tidak berarti ISIS telah lenyap di Irak dan pertempuran sengit ada di depan mata," ucap Townsend seperti dikutip dari CNN, Selasa (11/7/2017).

"Kami akan terus melanjutkan misi kami," sambung dia.

Townsend menyebut bahwa Tal Afar dan Provinsi Anbar sebelah barat merupakan daerah yang masih terdapat pengikut ISIS.

Meski berkonsentrasi di dua daerah itu, target utama koalisi internasional adalah menendang keluar ISIS dari kota Raqqa, Suriah.

"Raqqa di Suriah sekarang jadi pekerjaan nomor satu kami," tegas Townsend.

Untuk misi di Suriah, AS mendukung kelompok Pasukan Demokratik Suriah dan pejuang Kurdi untuk menggempur ISIS lewat serangan udara dan tembakan artileri. Ia pun memastikan seluruh Raqqa telah dikepung.

Dia juga yakin, Raqqa akan segera direbut. Tetapi, dirinya menolak memastikan kapan kota tersebut dibebaskan.

Townsend menambahkan, nantinya jika Raqqa direbut misi tetap berlanjut. Sebab, Militer AS telah mendeteksi ISIS mulai memindahkan pusat komando di kota terpencil dekat lembah Sungai Eufrat.

Misi AS merebut Raqqa di Suriah bukan merupakan pekerjaan mudah. Pasalnya, kelompok yang didukung AS, dianggap Pemerintah Suriah sebagai pemberontak.

Tak cuma itu, Pemerintah Suriah tidak merestui adanya serangan udara AS ke wilayah kedaulatan mereka.

ISIS mengklaim kota Raqqa di Suriah merupakan Ibu Kota Khilafah mereka. Dari keterangan Tentara Demokratik Suriah (SDF), operasi tersebut dimulai sejak 5 Juni 2017.

Awal Mei lalu, AS mengumumkan akan memasok senjata dan peralatan militer ke militan Kurdi yang memerangi ISIS di Suriah.

Juru bicara Pentagon, Dana W. White, dalam sebuah pernyataan tertulis menyatakan bahwa Presiden Donald Trump telah mengizinkan pengiriman senjata tersebut.

White mengatakan, Trump telah memberikan lampu hijau bagi Pentagon untuk mempersenjatai kelompok Kurdi demi memastikan kemenangan atas ISIS di Raqqa.

 

Saksikan Video Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya