India Bakal Susul RI Jadi Negara Muslim Terbesar di Dunia

Jumlah penduduk India diperkirakan akan terus tumbuh, bahkan melewati Tiongkok yang saat ini berada di urutan pertama.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Agu 2017, 13:05 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 13:05 WIB
Ilustrasi India (iStock)
Ilustrasi India (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - India diprediksi akan menyusul Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk penganut Muslim terbesar di dunia pada 2045. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah populasi di Negeri Bollywood tersebut.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pertumbuhan penduduk Indonesia akan turun setiap tahun.

Saat ini rata-rata jumlah anak per keluarga di Indonesia hanya 2,3. Angka tersebut akan menurun menjadi 2,1 anak.

"Total fertility rate, jadi jumlah anak per keluarganya itu sekarang 2,3. Maksudnya ada yang 3 orang, ada yang 1 orang, rata-ratanya 2,3. Ke depan, itu akan terus menurun menjadi 2,1. Sehingga prediksi kita tahun ini, penduduk kita sekitar 260 juta kira-kira," ujar dia di Yogyakarta, Kamis 24 Agustus 2017.

"Nah, 2045 yang prediksi pada 100 tahun kemerdekaan, penduduk kita 320 juta," imbuhnya. 

Bambang menjelaskan, saat ini Indonesia menduduki urutan nomor empat jumlah penduduk terbesar di dunia. Kendati demikian, populasi di Tanah Air hanya 1/5 dari total warga India sebesar 1,2 miliar jiwa.

Jumlah penduduk India diperkirakan akan terus tumbuh, bahkan melewati Tiongkok yang saat ini berada di urutan pertama.

‎‎"Pada 2045, siapa negara dengan penduduk terbesar di dunia? Bukan lagi China. Nomor satunya akan India, kalau enggak salah 1,7 miliar. Menjadi 1,8 miliar tahun 2045 dan jumlah muslim di India yang minoritas akan melampaui Indonesia," ucap dia.

Melihat hal ini, kata Bambang, selagi masih menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia harus memanfaatkan dengan menjadi hub internasional dalam bidang keuangan syariah maupun sektor riil syariah seperti industri halal.

‎"Dengan itu kita akan memanfaatkan nanti pasar yang besar di negara lain di kemudian hari. Jangan sampai kita terus-terusan, kita kan paling besar," katanya.

"Jangan lagi bilang paling besar, karena enggak lama lagi status itu bisa hilang dan sayang sekali kalau status itu hilang kita belum jadi pemain utama (di keuangan syariah)," jelas Bambang.

Saksikan juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya