Liputan6.com, Hefei - Gara-gara tak bisa melafalkan puisi kuno dalam Bahasa China, sejumlah murid SMP di Tiongkok jadi sasaran kemarahan gurunya. Pipi mereka ditampar ketika gagal melakukan tugas tersebut.
Seperti dikutip dari Asia One, Rabu (6/9/2017), insiden tersebut dilaporkan terjadi pada hari pertama sekolah di Hefei pada Jumat 1 September lalu.
Dalam sebuah video klip yang dimuat di media sosial China pada Senin 4 September, para siswa terlihat berbaris di depan sang guru dan menunggu giliran mereka untuk menerima hukuman.
Advertisement
Berikut ini rekamannya:
Kepala sekolah mengatakan kepada media lokal bahwa lebih dari 20 murid menjadi korban insiden penamparan tersebut. Sementara guru dalam video diskors dari tugasnya.
Kejadian itu memicu perdebatan sengit di media sosial China, Weibo. Banyak netizen mempertanyakan profesionalisme si guru, sementara lainnya bertanya mengapa pria tersebut tidak dipecat dari pekerjaannya.
Baca Juga
Yang lain berkomentar bahwa hukuman itu tak beralasan.
Sebagian besar menemukan praktik menampar punggung tangan dengan penggaris - yang agak umum di kelas -- sebuah hukuman yang dapat diterima. Namun melakukannya pada wajah dianggap membuat siswa malu.
Namun, sejumlah netizen membela perilaku guru itu, mengatakan bahwa para murid harus bersyukur memiliki guru yang memiliki harapan tinggi terhadap siswa-siswanya.
Bahasa Mandarin dikenal sulit untuk dikuasai, umumnya butuh waktu selama bertahun-tahun belajar untuk mahir -- bahkan untuk mereka yang kerap menggunakannya.
Guru Jambak dan Seret Murid SD
Aksi kekerasan guru terhadap murid sebelumnya pernah terjadi di sebuah sekolah bahasa asing di Dongguan, Provinsi Guangdong, China pada Selasa 2 Mei 2017.
Seorang guru perempuan terekam kamera tengah menyeret anak didiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dengan menarik rambutnya di sepanjang jalan.
Dalam video berdurasi 27 detik yang dilansir dari Shanghaiist pada 5 Mei 2017, tangisan histeris si anak sambil berteriak ingin pulang ke rumah sama sekali tak dipedulikannya.
"Aku ingin pulang," teriak bocah itu sekali lagi.
Dengan tumpukan kertas di tangan kiri sambil membawa sebuah tas merah, guru itu terus menyeret muridnya dengan sekuat tenaga sampai seorang kurir -- yang merekam peristiwa tersebut -- menegurnya.
Pria itu sempat melakukan protes kepada sang guru atas aksinya. Namun protes itu diabaikan, justru dia malah menghardik balik.
"Dia anak perempuan saya, itu bukan urusanmu," jawab sang guru.
Belakangan diketahui perempuan tersebut bukanlah ibu kandung dari bocah malang itu.
Sementara itu, sang kurir yang dari awal telah menduga jika perempuan itu bukanlah ibu kandungnya, langsung melaporkan tindakan keji itu pada pihak berwenang.
Setelah kejadian tersebut, guru tersebut diskors dari pekerjaannya sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Sejak video tersebut diunggah ke media sosial dan viral, seluruh netizen di Negeri Tirai Bambu mengutuk perbuatan keji sang guru.
Mereka bahkan mengaku ingin menunjukkan kepadanya seperti apa rasanya jika diseret di sepanjang jalan dengan rambut ditarik.
Saksikan juga video berikut ini:
Advertisement