Liputan6.com, London - Seakan tak jera oleh kecaman komunitas internasional dan berbagasi sanksi yang telah dijatuhkan, Korea Utara diduga kuat akan kembali melakukan tes nuklir. Laporan dugaan itu berasal dari hasil pencitraan satelit di area yang pada 3 September lalu menjadi lokasi tes bom hidrogen di bawah tanah Korut.
North 38, firma analis pemerhati isu Korut menyebut, berdasarkan citra satelit beberapa hari terakhir, lokasi tes bom hidrogen Korut pada 3 September lalu --bernama Punggye-ri proving grounds di Gunung Mantap-- nampak menunjukkan sejumlah aktivitas. Demikian seperti dilansir Telegraph, Kamis (14/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Citra satelit itu diambil lima hari pasca-uji coba bom hidrogen. Menurut North 38, aktivitas itu berupa pergerakan beberapa ekskavator, alat tambang, dan truk berat di bagian barat (West Portal) Punggye-ri.
Alat berat itu nampak tengah mempersiapkan struktur tanah untuk uji coba selanjutnya, mengingat area tes di bagian utara (North Portal) telah rusak pascates bom hidrogen 3 September lalu.
"Aktivitas yang dimaksud terjadi beberapa hari pasca tes bom nuklir di Punggye-ri. Aktivitas itu menunjukkan, bahwa area untuk tes dipindah ke lokasi berbeda, di samping juga sebagai persiapan untuk uji coba bom hidrogen bawah tanah lainnya," jelas North 38 --yang berafiliasi dengan John Hopkins University AS.
Firma tersebut juga memprediksi, negara yang dimpin oleh Kim Jong-un itu akan kembali melakukan tes misil balistik jenis Hwasong-14 dalam waktu dekat. Uji coba itu kemungkinan akan dilakukan di Samjiyon, Ryanggang, utara Korut, dekat dengan perbatasan China.
Prediksi itu turut diutarakan oleh pemerintah Korea Selatan melalui Radio Free Asia. Pemerintah Negeri Ginseng menyebut tengah 'memantau Korut dengan seksama dan sedang mendiskusikan langkah yang akan diambil jika mereka melakukan provokasi lagi'.
Senin lalu, Korea Utara kembali dijatuhi sanksi baru oleh Dewan Keamanan PBB perihal tes bom hidrogen yang dilaksanakan pada 3 September 2017.
Kemajuan Bom Hidrogen Korut
Korea Utara berhasil mencatat kemajuan terkait senjata nuklirnya. Demikian laporan yang dirilis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
Seperti dikutip dari CNN pada Minggu 3 September 2017 dalam laporan Bahasa Inggrisnya, KCNA menggambarkannya sebagai "nuke" atau senjata nuklir. Namun dalam Bahasa Korea, media itu menyebutnya "bom hidrogen" atau kerap disingkap bom-H.
"Selama berkunjung ke Institute Senjata Nuklir, Pemimpin Korut Kim Jong-un menyaksikan sebuah bom hidrogen dimuat ke peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) baru," ungkap laporan KCNA.
Media corong Korut tersebut menambahkan, "Bom-H, kekuatan peledak yang dapat disesuaikan dari puluhan kiloton menjadi ratusan kiloton adalah senjata termonuklir yang sangat fungsional dengan daya musnah yang sangat hebat. Bahkan bisa diledakkan pada ketinggian demi serangan energi elektromagnetik super pada target strategis".
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Advertisement