Skandal Polisi Rusia yang Sempat Menjadi Tentara AS

Polisi Rusia eks tentara AS, Sergey Kulakov, dianggap bersalah karena menyembunyikan kewarganegaraan Amerika Serikat dari pemerintah Moskow.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Okt 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 11:30 WIB
Ilustrasi tentara Rusia
Ilustrasi tentara Rusia (AP)

Liputan6.com, Moskow - Seorang polisi Rusia, Sergey Kulakov, dianggap bersalah karena menyembunyikan kewarganegaraan Amerika Serikat dari pemerintah Negeri Beruang Merah. Pengadilan juga meyakini, Kulakov pernah bertugas sebagai tentara AS selama beberapa tahun pada 2000-an.

Bulan ini, Kulakov tengah bertugas di Kepolisian Rusia. Namun, kariernya sebagai penegak hukum harus mengalami kendala setelah dirinya harus berhadapan dengan sistem peradilan pidana.

Seluruh kasus itu bermula dari sebuah foto.

"Foto ini cuma hasil edit. Kenapa kita harus membahas ini?" ujar Letkol Kulakow pada September 2016 lalu, saat menjawab pertanyaan dari wartawan media St. Petersburg, Fontanka.

Foto yang dimaksud merupakan sebuah potret seorang pria menyerupai Kulakov berpakaian dinas militer AS. Fontanka menemukan foto itu dalam media sosial MySpace.

Kulakov mengaku tidak tahu apa-apa tentang foto itu. Bahkan, ia menyangkal bahwa dirinya pernah ke AS.

Meski begitu, para penyidik tidak percaya dengan dalih Kulakov.

Pada Senin 2 Oktober, Kulakov divonis penjara dua tahun karena penyalahgunaan jabatan. Demikian seperti dilansir RBTH Indonesia, Selasa (10/10/2017).

Pengadilan juga memberikan vonis denda 10.000 rubel (setara Rp 2,3 juta ) karena menyembunyikan kewarganegaraan asing.

Rusia merupakan salah satu negara yang mengizinkan kewarganegaraan ganda. Namun, seseorang diwajibkan untuk mendaftarkan dan melapor diri secara resmi kepada aparat terkait status kewarganegaraan gandanya tersebut.

 

Menjadi Tentara AS?

(tengah) pria yang diduga sebagai Sergey Kulakov (Sergey Kulakov via RBTH Indonesia)

Mengejutkannya, mencuatnya kasus Kulakov diketahui tanpa sangkut paut intelijen.

Kasus bermula ketika polisi setempat tengah melakukan penyelidikan kasus bisnis. Polisi menerima informasi bahwa salah satu tersangka dalam kasus penyelidikan bisnis itu adalah agen rahasia yang sempat berurusan dengan Kulakov.

Selain itu, tersangka lain, pebisnis dan mantan polisi Igor Khotin, juga mengenal Kulakov. Saat pemeriksaan, Khotin kemudian membeberkan sesuatu yang sangat mengejutkan kepada aparat. Ia menyebut, Kulakov adalah warga negara AS.

Khotin juga mengaku pernah ditunjukkan paspor AS Kulakov oleh si pemiliknya sendiri. Setelah itu, polisi dan Fontaka mulai menyelidiki hal tersebut.

Rusia-AS-Rusia?

Menurut hasil penyelidikan, Sergey Kulakov bertugas di Kepolisian St.Petersburg sejak 1990-an di divisi Kejahatan Terencana. Namun, pria itu berhenti dari kepolisian pada 2004 atau 2005 ketika menginjak usia 32 tahun.

Setelah berhenti dari instansi penegakan hukum, banyak pihak yang tidak mengetahui kiprah Kulakov selama lima tahun selanjutnya.

Pria itu kemudian muncul kembali dan bekerja sebagai polisi di Rusia. Kariernya terbilang cukup sukses hingga meraih pangkat yang terbilang mentereng.

Namun, selang beberapa saat kemudian, muncul dugaan bahwa Kulakov memiliki hubungan dengan Amerika Serikat. Seperti yang diutarakan oleh Igor Khotin dan foto yang ditemukan oleh Fontanka. 

Seperti yang diterangkan Fontanka, foto orang yang mirip Kulakov tengah mengenakan seragam perang AS lengkap dengan segala atribut kedinasan.

Pakar militer Alexey Stepanov mengatakan, Kulakov mungkin menjadi bagian dari Batalion Intelijen Militer Ke-519 AS, yang ikut serta dalam aksi militer di Afganistan dan Irak.

Mata-Mata?

Menurut para penyelidik, foto yang menampilkan seorang pria mirip Kulakov diambil di Fort Bragg, Carolina Utara, tempat salah satu pangkalan militer terbesar AS.

Akan tetapi, Kulakov berargumen dan mengatakan kepada Fontanka bahwa foto itu merupakan hasil modifikasi Igor Khotin. Meski begitu, sekumpulan foto itu telah berada di situs web selama bertahun-tahun, diduga sejak 2007 atau 2008.

Kulakov tak bisa memberikan bukti konkret terkait argumen itu kepada pengadilan, sehingga ia divonis penjara dua tahun.

Menurut sumber dari pihak penegakan hukum kepada media Rusia Interfax, Kulakov mengaku tak berniat mengganggu kepentingan nasional Rusia dengan memiliki paspor AS.

Ia hanya memutuskan untuk menyembunyikan keterkaitannya dengan Negeri Paman Sam dari teman-teman kerja dan negara. Kulakov juga mengaku bahwa dirinya bukan mata-mata.

Jika iya, hukuman untuk Kulakov bisa lebih berat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya