Liputan6.com, Bogor - Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Tsani hari ini membahas berbagai isu. Salah satunya terkait sanksi pemutusan hubungan diplomatik dari Arab Saudi dan negara koalisinya terhadap Qatar.
Seperti diketahui, Arab Saudi cs memblokir Qatar, karena dugaan bahwa Qatar mendanai terorisme. Pemutusan hubungan diplomatik terjadi pada 5 Juni 2017.
Baca Juga
"Kami juga membahas blokade yang menimpa Qatar dan efek kemanusiaan terhadap bangsa Qatar secara khusus, maupun bangsa-bangsa di negara-negara Teluk secara umum," ujar Syekh Tamim di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu 18 Oktober 2017
Advertisement
"Kami juga menyampaikan kabar bahwa kami sangat siap dan bersedia melakukan pembahasan, mencari solusi damai atas permasalahan ini," sambung Syekh Tamim.
Selain itu, keduanya juga turut membahas konflik kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Myanmar. Syekh Tamim bahkan mengatakan siap memberikan bantuan.
"Kami juga berbicara tentang isu Rohingya, terkait tentang perlunya adanya solusi di mana Qatar akan berperan memberikan bantuan kemanusiaan untuk meminta pemerintah Myanmar menyelesaikan persoalan ini dengan baik," jelasnya.
Dia pun berharap, hubungan bilateral yang telah terjalan selama 41 tahun antara Indonesia-Qatar membuat kedua negara semakin maju.
"Kami mengharap semoga Indonesia selalu mendapat bimbingan dari Tuhan yang maha kuasa dan hubungan kedua negara bisa lebih maju," pungkas Syekh Tamim.
Hubungan Indonesia-Qatar
Hubungan Indonesia dengan Qatar resmi dibangun pada 1976. Indonesia dan Qatar sama-sama telah menandatangani sejumlah nota kesepahaman di bidang seperti transportasi udara, pariwisata, dan kerja sama agrikultural.
Qatar merupakan salah satu negara terkaya di dunia. Salah satu yang membuat Qatar menjadi negara terkaya adalah minyak dan sumber daya alam.
Sejumlah perusahaan Indonesia juga sudah berinvestasi di Qatar, hampir dari keseluruhannya terkait dengan minyak, melibatkan perusahaan minyak negara Indonesia PT Pertamina yang beroperasi di blok perminyakan dan gas Sektor-3 Qatar.
Saat ini, ada sekitar 40 juta orang Indonesia bekerja di Qatar. Beberapa bekerja di sektor perminyakan, sementara yang lain sebagai pembantu rumah tangga.
Negara tersebut mencari pekerja yang mumpuni dan terlatih dari Indonesia, terutama pekerja minyak dan pengasuh anak.
Advertisement