Rusia: Nasib Raqqa Mirip Kota Dresden dalam Perang Dunia II

Rusia menuduh pihak koalisi pimpinan AS tergesa-gesa berusaha menutupi bukti pemboman bersifat barbar tanpa pandang bulu di Raqqa.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 24 Okt 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 08:15 WIB
Raqqa
Anggota Pasukan Pertahanan Suriah (SDF) di Tabqa, salah satu sudut kota Raqqa. (Sumber Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Rusia menuduh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Suriah menyapu bersih kota Raqqa dari permukaan Bumi melalui pemboman semesta (carpet-bombing).

Cara itu serupa dengan yang dilakukan AS dan Inggris ketika membom Dresden di Jerman pada masa Perang Dunia II.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sepertinya pihak Barat sekarang tergopoh-gopoh memberikan bantuan keuangan ke Raqqa untuk menutupi bukti-bukti kejahatannya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia itu sendiri telah berulangkali membantah tudingan para pegiat dan politisi Barat bahwa Rusia membom warga sipil Suriah tanpa pandang bulu, demikian dikutip dari The Independent pada Senin (23/10/2017).

Mayor Jenderal Igor Konashenkov, pimpin juru bicara Kementerian Pertahanan, mengatakan sekitar 200 ribu orang tinggal di Raqqa sebelum konflik.

Sekarang ini hanya tersisa kurang dari 45 ribu orang. Kata Konashenkov, "Raqqa sekarang mewarisi nasib Dresden pada 1945, disapu bersih dari muka Bumi oleh pemboman Anglo-Amerika."

Banyak kota Jerman dihancurkan melalui serangan-serangan bom Sekutu sesaat sebelum usainya Perang Dunia II.

Konashenkov mengatakan bahwa pihaknya lega mendengar janji bantuan keuangan dari Barat untuk membangun kembali Raqqa, tapi ia mengeluhkan ditolaknya beberapa permintaan Rusia kepada pihak Barat untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di beberapa tempat lain di Suriah.

Ia mempertanyakan hal itu, katanya, "Ada apa di belakang cepatnya pihak Barat memberikan bantuan keuangan terbatas hanya kepada Raqqa?"

"Hanya ada satu penjelasan, yaitu keinginan untuk secepatnya menutupi bukti pemboman bersifat barbar oleh Angkatan Udara AS dan koalisi dan untuk mengubur ribuan warga sipil yang 'dibebaskan' dari ISIS."

Salah satu sudut kota Dresden, Jerman, setelah pemboman pihak Sekutu pada 1945. (Sumber Wikimedia Commons/Deutsche Fotothek)

Merebut Kembali Raqqa

(Sumber Twitter/@em_bernadin)

Pihak milisi dukungan AS di Suriah pada pekan lalu menyatakan kemenangan melawan ISIS di Raqqa yang secara de facto menjadi ibukota kelompok tersebut.

Mereka mengibarkan bendera-bendera di kantong-kantong terakhir pasukan ISIS setelah pertempuran selama 4 bulan.

Pihak koalisi pimpinan AS mengatakan telah berhati-hati menghindari jatuhnya korban warga sipil dalam pemboman melawan ISIS baik di Suriah maupun Irak.

Pihak koalisi juga menyelidiki setiap kecurigaan tentang hal itu dan menolak dituduh telah menewaskan warga sipil dalam serangan-serangan di Raqqa.

Menurut mereka tujuan mereka adalah "nol korban warga sipil."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya