Studi: Facebook Bikin Hidup Makin Merana

Teknik-teknik yang dilakukan untuk menarik orang agar mengunjungi Facebook tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan oleh rumah-rumah judi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 26 Okt 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 19:40 WIB
Serbuan media sosial (0)
Teknik-teknik yang dilakukan untuk menarik orang agar mengunjungi Facebook tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan oleh rumah-rumah judi. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, California - Sebuah penelitian ekstensif tentang kebahagiaan dan penggunaan Facebook telah menemukan bahwa, lama-kelamaan, penggunaan platform media sosial itu memiliki dampak negatif terhadap kebahagiaan pengguna.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan kaitan-kaitan antara dua hal itu, tapi sampel-sampel penelitiannya terbatas, tidak representatif, atau berfokus pada media sosial yang lebih luas.

Data yang diberikan oleh Facebook pada 2016 menyatakan bahwa rata-rata pengguna meluangkan sekitar 50 menit di situs itu setiap harinya.

Beberapa penelitian lain tentang bahaya media sosial telah fokus pada beberapa teknik yang dilakukan oleh Facebook pada para penggunanya.

Teknik-teknik yang dilakukan untuk menarik orang agar mengunjungi situs tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan oleh rumah-rumah judi, demikian yang dikutip dari indy100.com pada Kamis (26/10/2017).

Sebanyak 5.208 orang direkrut dalam tiga gelombang pada tahun 2013, 2014, dan 2015 untuk penelitian yang dilakukan oleh Holly B. Shakya dari University of California dan Nicholas A. Christakis dari Yale University.

Mereka dipilih agar menjadi sampel yang mewakili populasi Amerika Serikat (AS). Kegiatan tiap gelombang peserta dipantau selama dua tahun.

Penelitian membenarkan bahwa interaksi-interaksi Facebook dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan dan lamanya penggunaan media sosial juga berperan dalam mengurangi kebahagiaan.

Secara rata-rata, kegiatan-kegiatan di media sosial seperti klik pada sebuah tautan, memperbaharui status, atau klik untuk 'like', dilaporkan terkait dengan 5 hingga 8 persen penurunan kesehatan mental.

Shakya dan Christakis menjelaskan dalam The Harvard Business Review bahwa, untuk menghitung 'kebahagiaan’' mereka mengukur kesehatan mental yang dilaporkan sendiri (self-report) dan kesehatan fisik yang juga dilaporkan sendiri.

Mereka juga melakukan analisa data tentang klik, like, jumlah teman, serta jumlah jam yang diluangkan di situs tersebut, semuanya langsung dari akun-akun para peserta.

Shakya dan Christakis bisa menemukan kaitan spesifik antara kegiatan-kegiatan pada Facebook dengan menurunnya kebahagiaan.

"Kami mendapati bahwa terus-menerus menyukai konten orang lain dan klik tautan-tautan (link) secara signifikan memprediksi pengurangan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kepuasan hidup yang dilaporkan."

 

 

Kuantitas Waktu, Bukan Hanya Kualitas

Ilustrasi serbuan media sosial kepada kehidupan manusia. (Sumber Pixabay)

Hasil-hasil penelitian juga berbeda dari investigasi-investigasi sebelumnya. Kali ini, jumlah (kuantitas) waktu yang diluangkan di Facebook ikut andil dalam pengurangan kebahagiaan.

Sementara itu, penelitian-penelitian sebelumnya hanya fokus pada kualitas.

Dua peneliti itu menengarai bahwa bahaya penggunaan media sosial secara berlama-lama adalah ketika para pengguna menyangka dia sedang melakukan interaksi antar manusia.

Padahal mereka tidak mendapatkan manfaat apapun yang hanya berasal dari interaksi tatap muka.

Mereka juga menyimpulkan bahwa hal-hal negatif dari interaksi media sosial sebanding atau bahkan lebih besar daripada manfaat interaksi-interaksi sungguhan (offline) sehingga ditengarai ada saling tukar (‘tradeoff’) antara dua dunia itu (dunia maya dan dunia nyata).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya