Liputan6.com, Bamako - Tiga pasukan penjaga perdamaian PBB asal Chad tewas dan dua lainnya terluka saat konvoi mereka diserang di Mali utara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh PBB pada Kamis malam waktu setempat.
Dewan Keamanan PBB dan Sekjen Antonio Guterres mengutuk serangan yang terjadi di jalan antara Tessalit dan Aguelhok tersebut. Demikian seperti dilansir The Washington Post yang mengutip Associated Press, Jumat (27/10/2017).
Misi Penjaga Perdamaian PBB mengatakan bahwa korban luka telah dilarikan ke Kota Kidal untuk menjalani perawatan.
Advertisement
Baca Juga
DK PBB menekankan bahwa "setiap tindakan terorisme bersifat kriminal dan tidak dapat dibenarkan" serta mendesak pemerintah Mali untuk segera menyelidiki serangan tersebut dan menyeret pelaku ke pengadilan.
DK PBB dan Sekjen PBB juga menggarisbawahi bahwa serangan yang menargetkan penjaga perdamaian "merupakan kejahatan perang di bawah hukum internasional".
"Sekjen Guterres mendesak pemerintah Mali dan kelompok bersenjata untuk mempercepat pelaksanaan sebuah kesepakatan damai," ujar Juru bicara PBB, Farhan Haq.
Setidaknya 12 ribu misi penjaga perdamaian di Mali dianggap sebagai yang paling berbahaya di dunia mengingat kerap menjadi target serangan kelompok milisi.
Sementara itu, berdasarkan data pada akhir Agustus, jumlah penjaga perdamaian yang dilaporkan tewas akibat "tindak kejahatan" mencapai 80 orang.