Pemimpin Kurdi Irak Mundur dari Jabatannya

Parlemen Kurdi Irak menyetujui permintaan pemimpinnya, Masoud Barzani, untuk tak memperpanjang masa jabatannya.

oleh Citra Dewi diperbarui 30 Okt 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2017, 07:21 WIB
Pemimpin Kurdi Irak, Masoud Barzani
Pemimpin Kurdi Irak, Masoud Barzani (AFP)

Liputan6.com, Erbil - Parlemen Kurdistan Irak telah menyetujui permintaan pemimpin Kurdistan Regional Government (KRG), Masoud Barzani, untuk tak memperpanjang masa jabatannya yang akan berakhir pada 1 November 2017. Keputusan tersebut dibuat dalam sidang tertutup Parlemen Kurdistan Irak di ibu kota Erbil.

Keputusan itu ditetapkan hanya berselang satu bulan setelah dilakukannya referendum kemerdekaan yang dipelopori Barzani. Referendum itu memicu pertempuran antara Pemerintah Irak dengan pasukan Peshmerga (pasukan Kurdistan).

"Saya, Masoud Barzani, Peshmerga, akan terus bersama bangsa kita dan Peshmerga yang dicintai dalam usaha mencapai hak-hak bangsa kita dan melindungi pencapaian bangsa kita," tulis Barzani dalam sebuah surat yang diutukan kepada parlemen, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Senin (30/10/2017).

Setelah menyerahkan suratnya kepada Parlemen, Barzani menyampaikan pidato yang disiarkan di televisi Kurdi.

"Tiga juta suara untuk kemerdekaan Kurdistan mencetak sejarah dan tak dapat dihapuskan," ujar Barzani seperti dimuat oleh BBC.

Dalam pidatonya, ia juga menyebut soal peran pasukan Peshmerga dalam melawan ISIS.

"Tanpa bantuan Peshmerha, pasukan Irak tak dapat membebaskan Mosul," ujar dia, merujuk pada benteng terakhir ISIS yang akhirnya berhasil direbut kembali oleh Irak pada awal 2017.

Meski demikian, pria 71 tahun itu akan tetap berada di dunia politik Kurdi sebagai pemimpin Dewan Tinggi Politik. Demikian menurut asisten seniornya, Hemin Hawrami.

Dewan Tinggi Politik dibentuk untuk menggantkan Dewan Tinggi Referendum yang akan memimpin fase pasca-referendum.

Barzani lahir di wilayah Kurdi Iran pada Agustus 1946. Ia adalah anak dari pendiri Partai Demokrasi Kurdistan (KDP), Mustafa Barzani.

Sepeninggal ayahnya, Barzani mengambil alih kontrol KDP pada 1979. Ia kemudian menjadi pemimpin Kurdistan Irak pada 2005, dan memainkan peranan pening dalam membuat wilayah otonomi setelah jatuhnya Saddam Hussein pada 2003.

Ia kembali memenangkan pemilihan presiden 2009 dan masa jabatannya diperpanjang pada 2013. Total, Barzani telah memimpin Kurdistan Irak selama 12 tahun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya