Liputan6.com, Jakarta - Melalui Duta Besarnya yang ada di Indonesia, pemerintah Arab Saudi menyesalkan klaim sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Duta Besar Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengatakan, sejak Kerajaan Arab Saudi berdiri, pihaknya selalu mendukung hak warga Palestina atas wilayah negaranya.
"Hati kami akan selalu bersama rakyat Palestina," tutur Dubes Osama saat menyampaikan sambutan dalam agenda press briefing di kediamannya di Menteng, Jakarta, pada Rabu 13 Desember malam.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan yang, diplomat Saudi itu sempat menanggapi putusan KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul yang menyatakan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Palestina.
"Ibu kota Palestina adalah Al Quds atau yang sering dikenal dengan nama Yerusalem. Kita tahu, saat ini seluruh wilayah Palestina tengah dijajah," ujar Dubes Osama.
Dubes Osama juga mengatakan, keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel adalah sesuatu hal yang tak dapat dibenarkan.
Ia menganggap, keputusan itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB. Sementara, AS juga dinilai tak punya hak untuk menentukan status Kota Tua tersebut.
"Negara-negara di kawasan Eropa sudah menolak keputusan sepihak tersebut. Diikuti oleh negara-negara Arab dan lainnya. Seluruh dunia menolak," jelas Dubes Osama.
"Kita semua harus bersama-sama membantu rakyat Palestina. Termasuk haknya untuk mendirikan negara yang merdeka. Yerusalem tetap menjadi ibu kota Palestina," tambahnya.
Selain menanggapi permasalahan tersebut, Dubes Osama juga memuji langkah pemerintah Indonesia yang secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
"Saya mengagumi sikap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang terus berupaya untuk kebaikan Palestina," ujar Dubes Osama.
"Kala Menteri Retno mengenakan syal berbendera Palestina, itu adalah komitmen penuh RI bagi negara tersebut," tambahnya.
Jokowi Sampaikan 6 Usulan di KTT OKI
Presiden Joko Widodo secara tegas menolak pengakuan Donald Trump yang mengatakan bahwa Yerusalem adalah Ibu kota Israel. Hal itu ia sampaikan saat berpidato dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017 waktu setempat.
"Pengakuan ini tidak dapat diterima. Sekali lagi, pengakuan Presiden Trump tidak dapat diterima dan harus dikecam secara keras," kata Presiden Jokowi.
Untuk itu, Jokowi mengajak seluruh negara OKI dapat bersatu dan mengesampingkan segala perbedaan untuk membela Palestina.
"Isu Palestina harus merekatkan kita kembali. Kita bulatkan suara dan persatuan untuk membela Palestina," ucap Presiden Jokowi seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Sekretariat Presiden.
Presiden Jokowi mengatakan, keputusan Presiden Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak saja melukai hati umat Islam, tapi juga melukai rasa keadilan umat manusia.
"Harapan akan kemerdekaan dijauhkan oleh keputusan yang sangat tidak berkeadilan ini. Keputusan tersebut memupuskan harapan terwujudnya perdamaian abadi. Oleh karena itu, keputusan tersebut harus ditolak," ungkap Presiden.
Selain itu, menurut Jokowi, keputusan sepihak tersebut juga dinilai melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Palestina. Oleh karena itu, Presiden menegaskan bahwa keputusan tersebut harus ditolak.
"Masyarakat Indonesia, dan saya yakin masyarakat negara OKI mengharapkan banyak dari pertemuan KTT ini. Mereka mengharapkan agar KTT ini dapat mengeluarkan hasil yang optimal, hasil yang dapat ditindaklanjuti, hasil yang dapat dirasakan dampaknya bagi masa depan Palestina," tegas Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan enam poin penting usulan sikap negara anggota OKI.
"Pertama, OKI harus secara tegas menolak pengakuan unilateral tersebut. Two-state solution adalah satu-satunya solusi dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina," ucap Presiden.
Kedua, Presiden mengajak semua negara yang memiliki Kedutaan Besar di Tel Aviv, Israel, untuk tidak mengikuti keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.
"Ketiga, negara OKI dapat menjadi motor untuk menggerakkan dukungan negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, untuk segera melakukannya," kata Presiden Jokowi.
Keempat, bagi negara anggota OKI yang memiliki hubungan dengan Israel agar mengambil langkah-langkah diplomatik. "Termasuk kemungkinan meninjau kembali hubungan dengan Israel sesuai dengan berbagai resolusi OKI," tutur Presiden.
"Kelima, anggota OKI harus ambil langkah bersama tingkatkan bantuan kemanusiaan, peningkatkan kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina," jelas Presiden.
Keenam, Presiden berharap OKI harus mampu menjadi motor bagi gerakan di berbagai forum internasional dan multilateral untuk mendukung Palestina, termasuk di Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.
Advertisement