Khamenei: AS Gagal Timbulkan Kerusuhan di Iran

Selain Amerika Serikat, pemimpin Iran juga menyebut Inggris dan Arab Saudi sebagai negara pemicu kerusuhan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2018, 09:09 WIB
Angkat Bicara, Pejabat Dunia Kecam Kebijakan Trump Soal Yerusalem
Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei saat menghadiri pertemuan dengan pejabat Iran di Teheran, Iran (6/12). Khamenei mengutuk langkah Presiden Donald Trump yang memindahkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (Kantor Pemimpin Tertinggi Iran melalui AP)

Liputan6.com, Teheran - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Amerika Serikat akan gagal total jika berusaha mencampuri urusan Iran.

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, kerusuhan yang melanda Iran disebabkan oleh strategi "campur tangan" AS.

Ini merupakan tantangan keamanan paling serius yang pernah dihadapi negaranya. Zarif juga menuduh kekuatan asing, termasuk saingannya, Arab Saudi, telah memantik keresahan.

Dalam pidatonya, Khamenei mengulangi sebuah klaim yang dilontarkan oleh beberapa pejabat Iran bahwa demonstrasi itu tidak hanya diatur, namun juga didanai oleh pihak luar negeri.

"Sekali lagi, saya tegaskan kepada Amerika Serikat dan Inggris yang berusaha untuk menggulingkan Republik Islam Iran, kalian telah gagal dan akan terus gagal pada masa depan," ucap Khamenei dalam sebuah cuitan di Twitter pada 9 Januari 2018, seperti dikutip dari VOA Indonesia.

AS membantah klaim yang menyebut ada sebuah badan intelijen Washington yang mendalangi demonstrasi tersebut.

Berbicara kepada Fox News, Direktur CIA Mike Pompeo, menegaskan bahwa demonstrasi tersebut adalah masalah internal Iran dan bukan AS yang pemicunya.

"Kondisi ekonomi di Iran tidak baik. Itulah yang menyebabkan massa turun ke jalan," tegas Pompeo.

Dalam pidatonya, Khamenei menyiratkan bahwa Arab Saudi juga menjadi salah satu penyebab demonstrasi itu, mengacu pada uang yang berasal dari "negara kaya yang kotor di dekat Teluk Persia".

Akan tetapi, Arab Saudi belum bereaksi atas tuduhan Iran itu. 

Mantan Presiden Ahmadinejad Ditahan

Mahmoud Ahmadinejad (© AFP 2011)
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam konferensi pers di Teheran, 7 Juni 2011. Ahmadinejad mencap FIFA sebagai "diktator dan penjajah". AFP PHOTO / BEHROUZ MEHRI

Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ditangkap oleh pihak berwenang karena diduga menghasut para pengunjuk rasa yang kini masih menggelar demo anti-pemerintah Iran.

Kabar itu dilaporkan harian Al-Quds Al-Arabi yang berbasis di London pada hari Sabtu 6 Januari 2018 dengan mengutip sumber terpercaya di Teheran.

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa Ahmadinejad tengah berkunjung ke kota Bushehr pada tanggal 28 Desember.

"Beberapa pemimpin saat ini tinggal terpisah dari masalah dan keprihatinan masyarakat, dan tidak tahu apa-apa tentang realitas masyarakat," katanya.

Dikutip dari Times of Israel, Minggu (7/1/2018), Ahmadinejad diduga menambahkan pernyataan bahwa Iran menderita akibat "salah urus" dan pemerintahan Presiden Hassan Rouhani percaya bahwa mereka memiliki tanah itu. Masyarakatnya juga dianggap tidak tahu apa-apa.

Menurut Al-Quds Al-Arabi, komentar Ahmadinejad, yang dilontarkan saat demonstrasi anti-pemerintah mengenai ekonomi, memanas dan menyebabkan penangkapannya.

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa pihak berwenang sekarang berusaha menjatuhkan hukuman tahanan rumah ke mantan presiden tersebut. Times of Israel tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut secara independen.

TV pemerintah Iran pada hari Sabtu menunjukkan demonstrasi pro-pemerintah di beberapa kota, dimulai dengan Amol, di provinsi utara Mazandaram, dengan ratusan orang melambai-lambaikan bendera Iran dan meneriakkan slogan-slogan menentang AS dan Israel.

Sedangkan televisi pemerintah Iran menggambarkan demonstrasi tersebut sebagai tanggapan terhadap perusuh dan pendukung kerusuhan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya