AS Pecat Petugas Penyebab Insiden Alarm Rudal Palsu di Hawaii

Otoritas pemerintah AS di Hawaii telah memecat salah satu petugas yang menjadi dalang utama di balik insiden alarm rudal palsu.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Feb 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 17:00 WIB
Notifikasi ancaman misil di Hawaii (13/1/2018) yang ternyata sebuah 'false alarm' alias imbauan palsu (supplied via The New York Times)
Notifikasi ancaman misil di Hawaii (13/1/2018) yang ternyata sebuah 'false alarm' alias imbauan palsu (supplied via The New York Times)

Liputan6.com, Honolulu - Pemerintah Amerika Serikat, pada Selasa, 30 Januari 2018, telah memecat salah satu petugas Otoritas Tanggap Bencana Hawaii (HEMA) yang menjadi dalang utama di balik insiden alarm rudal palsu yang terjadi di Hawaii pada 13 Januari lalu.

Meski menjadi dalang penyebab insiden itu, petugas yang anonim itu diketahui tak sengaja melakukan aksinya. Demikian seperti dikutip dari CNN (1/2/2018).

Purnawirawan Jenderal Bruce Oliviera, kepala penyelidik yang ditugaskan oleh pemerintah AS untuk memeriksa insiden itu, menjelaskan bahwa memang pada 13 Januari, HEMA akan menggelar simulasi alarm rudal di Hawaii.

Akan tetapi, si petugas itu -- yang bertanggung jawab atas sejumlah tombol alarm rudal -- tak menyadari bahwa pada hari itu akan digelar sebuah simulasi.

"Si petugas anonim tak mengetahui bahwa hari itu akan digelar sebuah simulasi, meski lima karyawan lain yang seruangan dengannya mendengar imbauan 'latihan, latihan, latihan,' yang mengindikasikan bahwa simulasi akan segera dimulai," kata Oliviera.

"Tapi tetap saja, si petugas itu tetap menekan tombol alarm yang seharusnya diaktifkan ketika ancaman rudal nyata benar-benar terjadi," tambahnya.

Ketika sadar bahwa dirinya telah salah menekan tombol, si petugas itu kemudian tampak "kebingungan serta 'membeku', dan bahkan mengharuskan petugas lain untuk mengambil alih tanggung jawabnya".

"Memang, petugas itu punya riwayat sering kebingungan dan sulit membedakan peristiwa mana yang sifatnya nyata dengan yang simulasi," tambahnya.

Pemecatan itu merupakan hasil terbaru dari investigasi yang dilakukan oleh pemerintah Hawaii untuk menemukan penyebab di balik insiden alarm rudal palsu di Hawaii beberapa pekan lalu.

Hasil penyelidikan juga menemukan bahwa "kontrol manajemen yang tidak memadai, rancangan perangkat lunak komputer yang buruk, dan faktor manusia" berkontribusi pada insiden alarm rudal Hawaii palsu tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kepala HEMA Mengundurkan Diri

Warga dan Turis Hawaii: Ya Tuhan, Akankah Misil Menewaskan Kami
Mahasiswa di University of Hawaii at Manoa, berlari menuju shelter perlindungan usai mendapat peringatan pesan ancaman misil (Xinhua)

Kepala Perwakilan Militer AS di Hawaii, Mayjen Joe Logan mengatakan bahwa Kepala HEMA Vern Miyagi telah mengundurkan diri pada Selasa, 30 Januari 2018.

Posisi Kepala HEMA akan diisi oleh Brigjen Moses Kaoiwi, yang juga menjabat sebagai Direktur Staf Gabungan Garda Nasional Hawaii.

Logan mengatakan bahwa Miyagi menyatakan bertanggung jawab penuh atas seluruh mismanajemen yang mengarah pada terjadinya insiden alarm rudal palsu di Hawaii pada 13 Januari lalu.

Petugas lain juga telah mengundurkan diri dan diskors usai kejadian itu.

Gubernur Hawaii David Ige juga menerima kritik dari publik, karena administrasinya dianggap tak responsif untuk memberikan klarifikasi saat kejadian itu berlangsung pada 13 Januari 2018 lalu.

Sementara itu, Purnawirawan Jenderal Bruce Oliviera, kepala penyelidik untuk insiden itu, menyarankan agar Hawaii dan HEMA melakukan sejumlah reformasi sistem dan alat-alat teknis yang berkaitan dengan alarm rudal di pulau tersebut.

Oliviera juga menyarankan agar HEMA mereformasi sistem kerja shift di HEMA, perbaikan sistem perangkat lunak, serta sumber daya manusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya