Presiden Korsel: Pertemuan Tingkat Tinggi dengan Korea Utara Masih Jauh

Presiden Korea Selatan menganggap bahwa wacana pertemuan tingkat tinggi dengan Korea Utara adalah sebuah bahasan yang 'terlalu jauh'.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2018, 08:42 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2018, 08:42 WIB
Kim Yo-jong, adik perempuan dari Kim Jong-un menyampaikan surat dari kakaknya kepada Presiden Moon Jae-in (AFP)
Kim Yo-jong, adik perempuan dari Kim Jong-un menyampaikan surat dari kakaknya kepada Presiden Moon Jae-in (AFP)

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, pada Sabtu 17 Februari 2018 mengatakan, dirinya berharap bahwa upaya untuk menjalin hubungan dengan Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018 juga akan membantu menjalin hubungan lebih baik antara Korut dengan Amerika Serikat, dan memulai perundingan mengenai pemusnahan program nuklir 'The Hermit State'.

Kendati demikian, ketika ditanya apakah Moon Jae-in akan memenuhi undangan Korea Utara untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi, ia mengatakan, "Jangan membahas terlalu jauh," demikian seperti dikutip dari VOA (19/2/2018).

Sang Presiden Korea Selatan belum menerima tawaran Korut, yang disampaikan pada 10 Februari oleh adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, untuk menghadiri sebuah pertemuan tingkat tinggi Utara - Selatan.

Terlepas dari hal itu, Moon Jae-in mengatakan bahwa "Kedua Korea harus 'menciptakan kondisi' untuk perundingan."

Ada satu alasan mengapa Moon sangat berhati-hati: Amerika Serikat.

Moon kemungkinan besar ingin perundingan dengan Korea Utara juga diikuti dengan membaiknya hubungan antara Korea utara dan Amerika Serikat, supaya tidak menjauhkan sekutu Korsel paling penting itu. AS mempertahankan kehadiran 28.500 tentara di Korea Selatan untuk menangkal serangan Korea Utara.

Menlu AS: Terlalu Dini Bagi Kami untuk Berdialog dengan Korea Utara

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, saat berbicara dalam Atlantic Council-Korea Foundation Forum (12/12) (AP Photo/Susan Walsh)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan bahwa "terlalu dini" bagi AS untuk berdialog atau membahas perundingan langsung dengan Korea Utara. Hal itu diutarakan oleh Tillerson pada Senin, 12 Februari 2018.

Pernyataan Tillerson berseberangan dengan Wakil Presiden Mike Pence yang sebelumnya mengatakan bahwa AS terbuka untuk melakukan pembicaraan.

Mengomentari komentar Pence, Tillerson mengatakan bahwa terlalu dini untuk menganggap bahwa AS dan Korea Utara telah mulai memasuki tahap baru, yakni dialog.

"Saya pikir terlalu dini untuk menilainya," kata Tillerson seperti dikutip dari VOA 14 Februari 2018.

Sebelumnya, Wapres Pence mengatakan bahwa AS dan Korea Selatan telah menyetujui persyaratan untuk keterlibatan diplomatik di masa depan dengan Korea Utara. Seperti ditulis dari the Washington Post.

Kendati demikian, Pence juga mengatakan Amerika Serikat dan para sekutunya akan memberlakukan "tekanan keras dan meningkat" pada Pyongyang sampai negara itu mengambil "langkah yang jelas menuju denuklirisasi."

Namun sang Wapres AS juga mengatakan bahwa Gedung Putih bersedia untuk "duduk dan berbicara dengan rezim itu (Korea Utara) sementara tekanan terus berlangsung."

"Jika Anda ingin berbicara, kita akan bicara," kata Pence soal kemungkinan dialog AS dengan Korea Utara, seperti dikutip the Post.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya