Liputan6.com, New York - Perang Dunia III menjadi salah satu momok terbesar bagi manusia. Tak terbayangkan jika pertempuran global sampai terjadi, saat ini atau di masa depan.Â
Sejarah mencatat, lebih dari 95 perang terjadi dalam 200 tahun terakhir, namun pertumpahan darah sejatinya semakin menurun sejak Perang Dunia II, yang menewaskan 50 hingga 85 juta korban jiwa.
Belakangan, ketika sejumlah negara berlomba-lomba memutakhirkan persenjataan dan mengembangkan rudal nuklir paling membunuh, serta para pemimpin dunia yang gemar mengumbar ancaman --- kekhawatiran Perang Dunia III  bakal menjelang, dianggap masuk akal.
Advertisement
Alih-alih membawa perdamaian, seperti klaim sejumlah pemerintahan, perkembangan teknologi perang justru berisiko menciptakan kehancuran bagi umat mausia, demikian dilansir dari Newsweek.com pada Jumat (2/3/2018).
Baca Juga
Lantas, apakah perdamaian bisa terus berlanjut? Inilah yang menjadi dasar penelitian yang dilakukan oleh Aaron Clauset, peneliti dari Universitas Colorado, Amerika Serikat (AS).
Menggunakan hitung-hitungan matematika, Clauset berhasil memperkirakan (setidaknya) kapan dan akan seperti apa bentuk Perang Dunia III.
Hitung-hitungannya tersebut berasal dari analisa data statistik pada seluruh perang yang terjadi selama 200 tahun terakhir. Hasil penelitian tersebut telah dimuat di jurnal Science Advance pada 21 Februari 2018.
Sementara itu, hitung-hitungan lain juga dilakukan oleh seorang pria yang mengaku datang dari masa depan. Pria yang mengaku bernama Michael Phillips itu menyebut bahwa Perang Dunia III akan terjadi dalam waktu dekat.Â
Beberapa alasan disebutnya untuk menjabarkan alasan di balik terjadinya Perang Dunia III, termasuk soal keterkaitannya dengan peristiwa 11 September 2001 silam.Â
Prediksi manakah yang paling mendekati fakta? Berikut adalah komparasinya.Â
Â
Â
Simak video tentang temuan harta karun dalam bangkai Perang Dunia II berikut:
Kalkulasi Matematika Perang Dunia III
Menurut Caluset, sangat masuk akal bahwa dinamika geopolitik menyebabkan terjadinya banyak perang. Itu berarti, jika melihat pada 100 tahun mendatang, dapat dikalkulasikan bahwa ukuran perang bisa lebih besar dari sebelumnya, dan bahkan bisa sangat besar, melebihi apa yang dibayangkan manusia.
"Ini adalah hasil kalkulasi matematika, bukan prediksi. Saya tidak menyebut kapan (Perang Dunia III) akan terjadi," jelas Clauset.Â
Ia menambahkan, kalkulasi matematika tidak bisa menghitung siapa yang akan berperang dengan siapa, mengapa pertempuran global terjadi di lokasi tertentu, atau jenis senjata apa yang digunakan. Clauset juga juga tidak bisa memastikan bahwa Amerika Serikat akan selalu terlibat di dalam perang.
Tidak ada jaminan bahwa konfllik pada masa depan serupa dengan yang pernah terjadi di masa lalu. Jika mekanisme yang telah dijabarkan benar-benar berdampak positif, maka risiko terjadinya sebuah perang besar bisa lebih kecil dari yang diprediksikan banyak ahli.
Rata-rata potensi untuk menciptakan masyarakat damai tanpa perang adalah hal yang hampir tidak mungkin. Manusia akan terus bersaing satu sama lain, meski bentuknya bukan satu lawan satu.
"Ini menandakan bahwa kehidupan manusia saat ini tidak berbeda dengan kehidupan sebelum Perang Dunia II," ujar Clauset seraya menyebut, ada kecenderungan saling menonjolkan kekuatan antar negara di dunia.Â
Sementara itu, ada perdebatan yang meluas terkait isi makalah ini. Di satu sisi mendukung gagasan liberalisme, yang saat ini banyak terbukti mendorng perdamaian di hampir seluruh pelosok Bumi.
Orang-orang yang mendukung liberalisme menunjukkan upaya spesifik, yang menurut Clauset, telah mengurangi risiko terjadinya perang, seperti penyebaran demokrasi, meningkatkan hubungan ekonomi dan sebagainya.
"Saya tentu berharap bahwa kita sebagai masyarakat global menjadi lebih damai, di mana kita sedang mengerjakan pendekatan baru untuk menyelesaikan konflik, bukan hanya saling menembak satu sama lain," tukas Clauset.
Kesimpulannya, sang ilmuwan mengkalkukasi, pertempuran dalam 100 tahun mendatang akan terjadi dalam skala yang tak terbayangkan oleh manusia pada saat ini. Namun, ia tak menyebut pasti soal Perang Dunia III.Â
Advertisement
Ramalan Perang Dunia III Maret 2019
Sementara itu, seorang pria yang mengklaim sebagai penjelajah waktu yang 'lahir pada tahun 2043', meramalkan bahwa Perang Dunia III akan tiba dalam waktu dekat.
Michael Phillips, nama si penjelajah waktu, dengan absurdnya mengaku-ngaku bahwa serangan teror 11 September 2001, atau 9/11 ,merupakan sebuah plot yang didalangi oleh penjelajah waktu lainnya, demi 'menyatukan bangsa dan mencegah Perang Saudara di AS. Demikian seperti dilansir Daily Star pada Senin, 26 Februari 2018.
Michael Phillips juga mengatakan bahwa akan ada dua peristiwa besar berpotensi Perang Dunia III pada masa depan yang akan membunuh jutaan orang.
Phillips meramal, "Akan ada konflik nuklir pada 2019, tepatnya Maret 2019."
"(Konflik) itu akan melibatkan Korea Utara, mereka mencoba meluncurkan rudal nuklir ke Honolulu, Hawaii dan kemudian AS merespons dengan dua rudal jelajah
"Dengan gejolak itu, Perang Dunia III akan dimulai pada 2020. Perang yang terbatas, dan hanya bertahan tiga tahun.
"China dan Rusia melawan Inggris, AS melawan beberapa negara lainnya. Dan semua itu adalah perang yang sangat cepat namun brutal.
"Tak terhitung jutaan yang akan terbunuh," klaimnya.
Ramalan soal Perang Dunia III konon juga dikeluarkan oleh Michel de Nostredame alias Nostradamus.
Konon, ia juga meramalkan terjadinya 'Perang Dunia III' yang akan menjadi area pertarungan dua kekuatan dunia.
Berdasarkan ramalannya itu, pertempuran akan berlangsung panjang, selama 27 tahun.
Momentum penuh kekerasan itu akan bertepatan dengan penampakan komet di langit.
Efek setara bom nuklir dan bencana alam akan melanda Bumi ketika planet raksasa mendekati tempat tinggal manusia ini.Â