Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Menguak 5 Sejarah Seks Kuno yang Nakal dan Liar

Konon, orang-orang zaman kuno menyukai seks yang nakal dan liar, bahkan terbilang terlalu ekstrem. Ini buktinya.

oleh Afra Augesti diperbarui 12 Mar 2018, 23:12 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2018, 23:12 WIB
Ciuman di leher - cupang - seks (iStockphoto)
Ilustrasi cupang - ciuman di leher - seks (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi mereka yang telah menikah, bercinta merupakan cara berkomunikasi khusus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Meski bisa memberikan sensasi kepuasan yang luar biasa alias klimaks, tapi banyak pasangan yang masih merasa jenuh dengan kehidupan seks mereka. Demikian menurut sebuah studi.

Sebagai upaya untuk mengatasi kejenuhan, mereka cenderung melakukan berbagai upaya, salah satunya mengubah gaya bercinta. Dari yang semula biasa saja dan normal apa adanya, menjadi nakal dan liar atau biasa disebut kinky sex.

Tapi tahukah Anda bahwa seks semacam ini sudah ada sejak zaman kuno? Contohnya saja pada era Kekaisaran Romawi Caligula, dengan praktik sekte Kristen yang aneh dan misterius.

Sedangkan di masa kini, sejumlah pasangan lebih berani mengeksplor seks liarnya di atas ranjang. Semisal, si wanita yang mengenakan kostum binatang, menutup mata pasangan menggunakan sehelai kain atau dasi, mengikat kedua tangan pasangan, dan lain sebagainya.

Berikut sejarah kinky sex paling ekstrem yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia, seperti dikutip dari List Verse, Senin (12/3/2018).

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

1. Vibrator Lebah Hidup Cleopatra

Cleopatra dan Mark Antony (Wikipedia/Public Domain)
Cleopatra dan Mark Antony (Wikipedia/Public Domain)

Mesir Kuno terkenal akan kejanggalan seksnya. Seperti yang bisa dilihat melalui karya-karya seni dan praktik keagamanaan orang Mesir Kuno, banyak dari mereka yang mengalami zoofilia alias bestialitas.

Zoofilia berasal dari bahasa Yunani: zoon artinya hewan dan filia artinya cinta. Secara keseluruhan kelainan ini diterjemahkan sebagai sebuah parafilia dari jenis stigmatis atau eligibilik, di mana gairah erotik seksual dan pencapaian orgasme membutuhkan dan bergantung pada keterlibatan aktivitas seksual spesies lain, yaitu hewan.

Pada zaman itu, sejak 3000 SM, banyak pria yang melampiaskan hasrat seksualnya kepada hewan ternak.

Tak hanya orang biasa, bahkan sekelas Cleopatra pun, Sang Penguasa Mesir Kuno dari tahun 51 SM sampai kematiannya pada 30 SM, adalah "penganut" kinky sex. Kisah cintanya dengan Julius Caesar dan Mark Antony telah diketahui banyak orang.

Tapi satu hal yang belum diendus rakyatnya, bahwa Sang Ratu memiliki mainan seks yang sangat tidak masuk akal, yaitu vibrator yang dipenuhi dan digerakkan oleh ratusan lebah hidup.

Penemuan ini melambangkan ciri kecerdikan kuno. Konsepnya sederhana, dia memiliki benda berbentuk phallic yang dilubangi dan dipenuhi dengan lebah hidup. Alat ini akan bergerak dengan "ganas", menyebabkan objek yang dikenainya bergetar hebat.

2. Bercinta dengan Jenazah

Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Agar hubungan dengan pasangan yang meninggal tetap terjalin, orang-orang Mesir kuno kerap mempraktikkan nekrofilia atau seks dengan jenazah. Mereka sangat terpesona dengan kematian, mulai dari pembalseman jasad (mumi), membangun kuburan berbentuk piramida raksasa, hingga kehidupan alam baka.

Saat membahas mengenai proses memumikan jenazah, seorang sastrawan Yunani kuno menulis syair ini:

The wives of men of rank are not given to be embalmed immediately after death, nor indeed are any of the more beautiful and valued women. It is not till they have been dead three or four days that they are carried to the embalmers. This is done to prevent indignities from being offered them.

Dengan kata lain, biarkan jenazah seseorang terbaring beberapa hari sehingga pembusukan terjadi. Dengan demikian, orang yang membalsem tidak dapat berhubungan seks dengan mereka yang telah meninggal.

Bahkan mitologi Mesir Kuno pun dipenuhi oleh kisah tentang necrophilia.

Sebagai contoh, Osiris dan Seth adalah dewa yang saling bermusuhan. Seth membunuh Osiris dan memotongnya. Istri Osiris, Dewi Isis, bertanggungjawab untuk mengumpulkan potongan-potongan tubuh sang suami, tapi dia tidak menemukan penis Osiris.

Oleh sebab itu, Isis menciptakan penis baru dan menempelkannya ke tubuh Osiris agar sempurna. Setelah lengkap, Isis berhubungan seks dengan jasad Osiris.

Isis merupakan putri pertama pasangan Geb, dewa Bumi, dan Nut, dewi langit. Isis dilahirkan pada hari kabisat keempat. Ia menikahi saudara laki-lakinya, Osiris, dan mengandung Horus darinya.

Dalam mitos Mesir kuno, Isis berperan penting dalam kebangkitkan kembali Osiris. Konon, dia menggunakan kemampuan sihirnya, sehingga berhasil mengembalikan anggota-anggota tubuh Osiris yang sebelumnya terpencar-pencar.

Dongeng ini menjadi sangat penting pada periode Yunani-Romawi. Misalnya, Sungai Nil diyakini banjir setiap tahun karena Isis menangisi kematian Osiris.

Kematian dan kelahiran kembali Osiris dilakukan melalui sebuah ritual. Pemujaan terhadap Isis pada akhirnya menyebar di Yunani-Romawi dan terus berlanjut hingga paganisme ditindas pada masa Kekristenan.

3. Grup Seks dan Bunuh Orang

Caligula
Gaius Julius Caesar Augustus Germanicus alias Caligula. (Istanbul Archaeological Museum)

Ketika membahas hubungan seks yang eksotis, tidak ada seorangpun yang menyukai gaya bercinta Gayus Julius Caesar Augustus Germanicus alias Caligula. Sebagai kaisar Romawi kuno dari 37 Masehi sampai 41 Masehi, Caligula selalu menggunakan kekuatannya untuk mengeksploitasi orang.

Narsis, antisosial, kasar, haus darah dan hiperseksual, Caligula akan melakukan apa saja yang ia inginkan. Sementara itu, penyalahgunaan kekuasaannya tak pernah berakhir. Ia juga menyingkirkan Senat Romawi, sehingga mereka tidak bisa menghalangi niat buruknya.

Hasrat seks Caligula dilampiaskan kepada siapa saja yang dia inginkan dan dengan cara apa pun yang dia mau, sekalipun orang itu adalah laki-laki.

Ketika berada dalam kelompok seks (berhubungan seks secara beramai-ramai), orang-orang Yunani tidak dapat menolak keinginan gilanya. Konon, ia juga menikmati inses dan membunuh orang saat bercinta, demi kepuasan.

Pada masa hidupnya, Caligula melakukan inses dengan beberapa saudari kandungnya, termasuk Drusilla. Karena Drusilla sudah menikah, Caligula memaksanya untuk meninggalkan suaminya.

Ia lalu memberitahukan masyarakat Roma yang terkejut bahwa ini adalah sangat pantas dan tidak seorang pun boleh protes. Ia memberi alasan bahwa para firaun telah melakukan hal seperti ini, dan karena Roma memerintah Mesir, maka perbuatanya adalah sesuatu yang benar-benar sah baginya.

4. Prostitusi Atas Nama Agama

ilustrasi prostitusi
Ilustrasi Prostitusi. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Bertentangan dengan kepercayaan populer, seks bukanlah sesuatu yang hina pada Abad Pertengahan. Seks menjadi hal yang wajar, alami dan agak bebas (bila dilakukan dengan alasan yang tepat dan diungkapkan dengan cara yang benar).

Pada zaman ini, seks diyakini sebagai sebuah kebutuhan rutin. Apabila tak dilakukan, maka bisa menimbulkan penyakit parah.

Banyak kaum Adam yang melacur dengan alasan agama. Mereka sangat yakin bahwa pelacuran adalah jalan terbaik, sebab laki-laki yang tidak melepaskan hasrat seksualnya akan melakukan dosa yang lebih vulgar dan keji.

Untuk menjauhkan diri dari wanita yang dianggap suci, pria religius tidur dengan pelacur. Rumah bordil bahkan didirikan, sehingga "wanita baik" bisa tetap "utuh."

Di banyak tempat, sejumlah rumah ibadah bahkan menganggap pelacuran merupakan kejahatan yang diperlukan. Tujuannya ialah untuk menjauhkan manusia dari kekerasan ekstrem.

5. Lahirnya BDSM Modern

BDSM
Seorang wanita mengenakan rantai di leher sebelum melakukan seks. (Wikimedia/Creative Commons)

BDSM merupakan kegiatan alternatif seksual yang melibatkan suatu permainan peran dengan melibatkan Bondage (seni ikat-mengikat atau penggunaan borgol), Discipline (Disiplin), Dominance and Submission (perbudakan atau relasi antara majikan yang dominan dan budak yang submisif) atau Sadomasokisme (kesukaan menyakiti atau disakiti dalam konteks seksual), serta berbagai peran lain yang sesuai.

Istilah ini pertama kali ada dalam tulisan di usenet (sistem diskusi Internet yang terdistribusi secara global) pada tahun 1991. Sedangkan pendapat lain mengemukakan, istilah BDSM datang dari proses berpikir dan erotisme yang ditemukan dalam penulisan Marquis de Sade.

Tema umumnya yakni kontrol, penyembahan, kesakitan, pelecehan, hukuman, penyerahan, permainan peran, tali dan bentuk perbudakan, borgol, penabokan (di bokong), dan penggambaran lain yang berhubungan dengan keliaran bercinta di atas ranjang.

Rasa sakit yang diberikan dan diterima demi kepuasan seksual menjadi salah satu kunci BDSM.

BDSM berasal dari istilah yang lebih singkat, yakni BD dan SM, yang mulai populer pada tahun 1960an di Amerika Serikat. Singkatan ini sering ditemukan dalam iklan baris yang mempromosikan seks atau kencan.

Di masa kini, banyak orang mengidentifikasi BDSM sebagai gaya hidup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya