Larang Orang Obesitas Naik Pesawat Kelas Bisnis, Maskapai Thailand Dikritik

Orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas dilarang naik pesawat kelas bisnis di Thailand. Aturan ini diberlakukan oleh Thai Airways.

oleh Afra Augesti diperbarui 02 Apr 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 16:00 WIB
Thai Airways
Airbus A380-841, Thai Airways International AN2253510. (Wikimedia/Creative Commons)

Liputan6.com, Bangkok - Penumpang gemuk dan obesitas dilarang bepergian menggunakan pesawat kelas bisnis di Thailand. Aturan ini diberlakukan oleh Thai Airways.

Maskapai tersebut akan menyuruh penumpang yang memiliki berat badan berlebih untuk naik pesawat kelas ekonomi. Pasalnya, sabuk pengaman baru kelas bisnis Thai Airways sudah dicocokkan dengan lingkar pinggang orang berbadan ideal.

Aturan itu mulai diberlakukan setelah Thai Airways menambahkan dua jet Dreamliner ke armada mereka pada September 2017.

Menurut Wakil Presiden Urusan Standar Keselamatan dan Keamanan Thai Airways, Prathana Pattanasiri, penumpang yang lingkar pinggangnya melebihi 142 cm tidak diizinkan terbang dengan layanan premium, karena airbag (kantong udara) sabuk pengaman baru.

Ia juga mengatakan, jika penumpang tidak dapat memasang sabuk pengaman mereka, maka hal itu akan melanggar standar keamanan internasional, seperti dikutip dari The Independent, Minggu 1 April 2018.

The Bangkok Post melaporkan, sabuk pengaman di kelas bisnis tidak dapat diperpanjang, karena fitur baru airbag diperkenalkan untuk melindungi penumpang dengan berat badan ideal dan bukan untuk mereka yang membawa anak kecil.

Itu artinya, orangtua yang memangku balita tidak diperkenankan terbang di kelas bisnis dengan pesawat Dreamliner Boeing 787-9. Jika sabuk pengaman diperpanjang, maka benda ini tidak bisa dipasangkan dengan airbag, yang akan membantu melindungi penumpang jika terjadi kecelakaan.

Pembatasan terhadap penumpang telah memantik sejumlah keluhan di media sosial. Mereka merasa terdiskriminasi, meski nyatanya mereka mampu membayar tiket penerbangan kelas bisnis.

Sebuah sumber Thai Airwaays mengatakan, pihak maskapai telah menginformasikan kepada seluruh agen tiket pesawat untuk tidak menjual tiket kelas bisnis kepada penumpang obesitas per tanggal 6 Maret.

Penumpang obesitas, dan mereka yang ingin memangku bayinya, harus memesan tiket kelas ekonomi yang memiliki sabuk pengaman ukuran normal dan bisa diperpanjang seperti biasa. Aturan serupa juga telah diterapkan pada maskapai lain, tambah sumber itu.

Apabila penumpang obesitas sudah terlanjur memesan tiket kelas bisnis, sumber tersebut menjelaskan bahwa staf bagian pemesanan tiket akan menjelaskan kepada penumpang itu mengenai sistem baru airbag dan menyebut ukuran maksimum pinggang penumpang yang diperbolehkan duduk di kelas bisnis.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Foundation for Consumers, Saree Ongsomwang, menegaskan bahwa selain memberatkan dan menyulitkan penumpang, aturan ini juga bisa berguna bagi para penumpang.

"Tidak peduli di mana Anda duduk, terlepas dari harga kursi, entah itu murah atau mahal, keamanan yang setara harus ada," kata Saree, dikutip dari The Bangkok Post, Sabtu 17 Maret 2018.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Mengganggu Penumpang Lain?

Thai Airways. (Wikimedia)
Thai Airways. (Wikimedia)

Thai Airways bukan maskapai pertama yang mengambil langkah ini: pembatasan berat badan penumpang. Tahun lalu, maskapai asal Finlandia, Finnair, mulai menimbang berat badan pelanggan saat boarding.

Finnair mengklaim, tindakan tersebut bukan bertujuan untuk menghukum penumpang obesitas, tetapi hanya untuk mengurangi biaya operasi dan memangkas biaya pengisian bahan bakar.

Samoa Air menjadi maskapai pertama di dunia yang menerapkan aturan ketat terhadap penumpang berdasarkan berat badan pada tahun 2013. Maskapai yang kini tidak beroperasi lagi, meminta biaya tambahan sebesar US$50 atau sekitar Rp 687 ribu untuk setiap kilogram kelebihan berat badan dan barang.

Sedangkan pada tahun lalu, penumpang Jetstar mulai memberlakukan biaya tambahan terhadap orang tua yang memangku anak mereka dengan dana sebesar US$ 30 atau sekitar Rp 412 ribu hingga Rp 687 ribu.

Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap penumpang Inggris pada bulan November menunjukkan, empat dari lima orang mengatakan mereka ingin penumpang obesitas duduk di zona khusus, di mana disediakan kursi yang lebih lebar, area yang lebih besar dan ruang gerak kaki yang lebih luas.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh situs web perjalanan Inggris, Jetcost, mengungkapkan, satu dari 10 penumpang mengaku bahwa penerbangan mereka tidak nyaman, karena penumpang sebelah kelebihan berat badan.

Menurut Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (European Aviation Safety Agency), berat rata-rata penumpang wanita adalah 64 kg dan untuk pria adalah 84 kg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya