22-4-1970: Peringatan Hari Bumi Sukses Mengguncang Amerika Serikat

Hari Bumi atau Earth Day bermula pada 22 April 1970. Senator asal Wisconsin jadi pencetusnya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 22 Apr 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi Bumi
Ilustrasi Bumi (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Bumi atau Earth Day bermula pada 22 April 1970. Kala itu, untuk kali pertamanya, kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap satu-satunya planet tempat tinggal manusia di alam semesta, digelar di Amerika Serikat.

Jutaan warga Negeri Paman Sam, termasuk mahasiswa dari berbagai kampus dan universitas berpartisipasi dalam pawai, parade, dan program-program edukasi.

Senator asal Wisconsin sekaligus aktivis lingkungan yang gigih, Gaylord Nelson adalah penggagasnya.

"Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menunjukkan kepedulian pada isu lingkungan dalam skala nasional, yang saking besarnya, akan mengguncang lembaga-lembaga politik yang mapan dari kelesuannya," kata Senator Nelson, seperti dikutip dari History.com, Sabtu (21/4/2018).

Ia berharap, bersatunya aktivis gerakan lingkungan di akar rumput akan membangunkan pemerintah untuk bertindak.

"Dan akhirnya, gerakan tersebut akan memaksa isu lingkungan masuk ke agenda politik nasional secara permanen," tambah Nelson.

Hari Bumi yang digelar tahun itu terbukti berhasil meningkatkan kesadaran tentang lingkungan di Amerika Serikat. Pada Juli 1970, Badan Perlindungan Lingkungan AS atau Environmental Protection Agency didirikan.

Pada 22 April 1990, peringatan ke-20 tahun Hari Bumi, lebih dari 200 orang di 141 negara di dunia berpartisipasi dalam Earth Day.

Mengapa 22 April dipilih untuk Hari Bumi?

Tanggal tersebut bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere atau belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.

PBB sendiri merayakan Hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969 -- bertepatan ketika matahari berada tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret.

Soal pemilihan tanggal, sempat muncul spekulasi yang mengaitkannya dengan Vladimir Lenin. Kebetulan pada 22 April 1970 bertepatan dengan peringatan 100 tahun kelahiran tokoh komunis Rusia itu. Isu pun menyebar liar bahwa ada "konspirasi komunis" terkait Hari Bumi.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Tak Ada Kaitan Hari Bumi dan Lenin

Penghancuran patung Vladimir Lenin oleh warga Ukraina telah dilakukan sejak tahun 2014, seperti yang nampak pada gambar di atas (Wikimedia Commons)
Penghancuran patung Vladimir Lenin oleh warga Ukraina telah dilakukan sejak tahun 2014, seperti yang nampak pada gambar di atas (Wikimedia Commons)

Namun, rumor tersebut dibantah oleh pencetus Hari Bumi, Senator Gaylord Nelson.

"Pada tanggal tertentu, banyak orang baik dan jahat dilahirkan," kata Nelson, seperti dikutip dari situs thoughtco.com. "Sosok yang diyakini sebagai aktivis lingkungan pertama, Santo Fransiskus dari Asisi juga lahir pada 22 April."

Begitu juga dengan Ratu Isabella. "Dan ini penting, bibiku, Tillie juga lahir pada tanggal itu."

Tanggal 22 April juga merupakan hari ulang tahun J Sterling Morton, editor surat kabar Nebraska yang mendirikan Arbor Day atau hari libur nasional yang ditujukan untuk menanam pohon pada 22 April 1872 -- kala itu Lenin masih menggunakan popok.

Tak hanya itu hal menarik yang terjadi pada 22 April. Pada 1983, majalah Jerman, Stern mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan buku harian Adolf Hitler, salah satu diktator paling kejam dalam sejarah.

"Buku Harian Hitler Ditemukan," demikian ditulis dalam sampul muka majalah itu. Dunia pun gempar. Namun, belakangan, benda itu ternyata palsu belaka. 

Skandal itu tentu saja sungguh memalukan. Butuh waktu bertahun-tahun bagi Stern untuk memulihkan nama baiknya. 

Reputasi sejarawan Inggris, Hugh Trevor-Roper atau Lord Dacre -- yang menyebut buku itu asli, sementara ahli lain menyangsikannya -- runtuh seketika.

Hingga saat ini, buku harian Hitler masih menjadi skandal terbesar -- kalau tak bisa disebut level dunia -- setidaknya dalam dunia jurnalisme Jerman setelah 1945. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya