Jelang Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump, Jet Tempur AS Mendarat di Korsel

Raptor, jet tempur superioritas udara teranyar AS, mampu terbang ke fasilitas utama musuh dan meluncurkan serangan presisi tanpa terdeteksi radar.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Mei 2018, 14:10 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 14:10 WIB
Pesawat Angkatan Udara AS, F-22 Raptor
(Ilustrasi) Jet tempur siluman AU AS, F-22 Raptor (AP PHOTO / File)

Liputan6.com, Seoul - Jet tempur siluman F-22 Raptor Amerika Serikat telah tiba di Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam latihan militer udara bersama tahunan, kata seorang pejabat di Seoul, Rabu, 2 Mei 2018.

Pejabat itu mengatakan bahwa sejumlah jet tempur tersebut mendarat di pangkalan Angkatan Udara di Gwangju untuk berpartisipasi dalam latihan gabungan rutin yang dikenal sebagai "Max Thunder".

Jumlah pasti F-22 yang dikirim dan waktu kedatangan mereka belum dirilis, tetapi kantor berita Korea Selatan mengabarkan bahwa delapan Raptor telah mendarat di Gwangju sejak Minggu, 30 April lalu. Demikian seperti dikutip dari Yonhap News Agency (2/5/2018).

Latihan Max Thunder akan dimulai pada 11 Mei dan berlangsung selama dua pekan, melibatkan lebih dari 100 jet Angkatan Udara AS dan Korea Selatan.

Tahun lalu, Max Thunder merupakan bagian dari agenda latihan bersama Foal Eagle, sebuah simulasi militer komprehensif bersama berskala besar yang rutin digelar Amerika Serikat-Korea Selatan setiap tahun.

Raptor, jet tempur superioritas udara teranyar Amerika Serikat, mampu terbang ke fasilitas musuh utama dan meluncurkan serangan presisi tanpa terdeteksi radar berkat teknologi silumannya. Kecepatan maksimum jet itu berkisar Mach 2,5.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Korsel: Kedatangan Jet Tempur AS Tak Terkait KTT

Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)
Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)

Kedatangan F-22 Raptor dan latihan militer Max Thunder itu digelar beberapa pekan usai KTT Korea Selatan-Korea Utara dan jelang KTT Korea Utara-Amerika Serikat.

Dengan begitu, beberapa pihak khawatir, kedatangan F-22 dan gelaran latihan militer justru akan kembali memperkeruh situasi. Atau bahkan, menggagalkan rencana pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump -- meski tanggalnya belum ditetapkan.

Namun, pihak Kementerian Pertahanan Korea Selatan menepis kekhawatiran tersebut.

"Max Thunder merupakan latihan rutin yang telah dijadwalkan dari jauh hari, sebelum KTT Korea Utara-Amerika Serikat direncanakan," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga mendesak media dan jurnalis untuk tidak melaporkan berita yang "spekulatif" seputar pengerahan F-22 AS di Korsel, di samping fakta bahwa kedatangan pesawat itu murni hanya untuk latihan.

Permintaan itu muncul setelah surat kabar konservatif Korea Selatan, Chosun Ilbo, mengklaim bahwa penempatan pesawat itu tampak bertujuan untuk memberikan tekanan pada Pyongyang menjelang KTT yang direncanakan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump.

Chosun Ilbo juga menginterpretasikan bahwa kedatangan jet F-22 itu bisa ditujukan untuk memperkuat keamanan jika pertemuan puncak Korea Utara-AS berlangsung di Panmunjom, Zona Demiliterisasi dua Korea.

Di sisi lain, Korea Utara belum memberikan komentar terkait kedatangan F-22 dan latihan militer Max Thunder.

Sementara itu, usai KTT Korea Utara-Korea Selatan pada 27 April 2018, kedua negara telah sepakat untuk menurunkan tensi, aktivitas, dan konfrontasi militer di Semenanjung Korea. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya