Liputan6.com, Hawaii - Arus lava dari gunung berapi Kilauea di Hawaii mengancam akan menghambat jalan raya penting Hawaii, yang berfungsi sebagai rute pengungsian bagi penduduk pantai. Sementara dua dari 22 garis retak bumi yang mengeluarkan lava telah menyatu.
Seperti dikutip dari VOA News, Senin (21/5/2018), gambar-gambar dari udara yang dipotret U.S. Geological Survey Sabtu 19 Mei menunjukkan satu arus lebar lava yang bergerak dengan cepat ke tenggara dengan kecepatan lebih dari 270 meter per jam.
"Arus tersebut hampir 2,4 kilometer dari pantai," kata para ilmuwan.
Advertisement
Gambar-gambar itu juga menunjukkan lava Gunung Kilauea muncrat kira-kira setinggi 100 meter di satu tempat sumber lava.
Sementara magma menghancurkan empat lagi rumah, lahar tersebut diperkirakan akan mencapai Jalan Raya 137 malam harinya kalau kecepatan dan arahnya tidak berubah. Demikian menurut Badan Pertahanan Sipil Hawaii.
Kini pihak berwenang sedang berusaha membuka satu jalan yang terhambat oleh lava dalam tahun 2014, untuk digunakan sebagai rute pengungsian alternatif kalau Jalan-Raya 137 atau rute lainnya, Jalan Raya 130, terhambat.
Pengawal Nasional Hawaii telah memperingatkan bahwa pengungsian diharuskan kalau ada jalan lagi yang tertutup.
Dua daerah yang berpenduduk hampir 2 ribu orang telah terpaksa mengungsi ketika lava Gunung Kilauea merusak 40 bangunan.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Korban Cedera Parah Pertama
Sementara itu, korban cedera serius pertama dilaporkan terjadi akibat erupsi Gunung Kilauea di Hawaii. Pria yang terluka itu sedang duduk di balkon rumahnya ketika percikan lava mendarat di atas kakinya.
"Percikan lava mengenai tulang kering dan menghancurkan kakinya," kata seorang juru bicara wali kota setempat seperti dikutip dari BBC, Minggu, 20Â Mei 2018.
"Percikan lava itu jika ditimbang seberat kulkas," imbuh jubir tersebut.
Gunung berapi Kilauea di Big Island Hawaii meletus pada awal Mei, dan situasi di sana kian memburuk dan membahayakan penduduk.
Pada Sabtu 19 Mei, jalan utama pantai yang digunakan sebagai rute evakuasi utama bagi warga terancam terputus. Hal itu tentu dapat menghambat proses evakuasi.
Sementara itu, kemungkinan lava mengalir ke samudra berpotensi melepaskan gas beracun dalam sebuah gumpalan yang disebut laze.
"Ketika lava cair menyentuh air laut, reaksi kimia dapat menciptakan kondisi berkabut dan berbahaya yang bercampur dengan asam klorida dan partikel kecil dari kaca," jelas US Geological Survey (USGS).
"Bahkan terpapar sedikit saja dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata serta kesulitan bernapas," USGS memperingatkan.
Sejauh ini, beberapa aliran lava telah meningkat selama akhir pekan.
Â
Advertisement