Liputan6.com, Kentucky - Tepat hari ini pada tahun 1927, Sungai Kentucky di Amerika Serikat meluap dan menewaskan 89 orang. Tak hanya itu, ribuan orang terpaksa dievakuasi dan kehilangan tempat tinggal.
Dikutip dari laman History.com, Rabu (30/5/2018), meluapnya Sungai Kentucky disebabkan oleh hujan deras yang terjadi seharian.
Sebuah laporan dari surat kabar Mountain Eagle menjelaskan bahwa banjir melanda pada tengah malam waktu setempat.
Advertisement
Dalam beberapa menit, kamp perusahaan Consolidated Fuel terendam air. Dan tak lama, air mengenangi rumah warga.
Baca Juga
Jimmy Higgins, seorang anggota kepolisian yang bertugas mengatakan bahwa kilatan petir yang disertai hujan terlihat begitu menyeramkan. Bahkan suara dari petir tersebut berdentum begitu kuat.
Higgins yang saat itu sedang berjaga dari atas bukit langsung bergegas memberi perintah pada anggota yang lain untuk melakukan penyelamatan ke rumah-rumah warga.
Petugas yang sudah kesulitan menolong warga bahkan terpaksa membongkar atap karena air yang sudah sangat tinggi. Banyak warga yang masih terjebak dalam rumah dan tak bisa ditolong.
Bahkan ada satu keluarga yang terdiri dari 13 orang dan semuanya diselamatkan oleh petugas. Banjir yang terjadi di Kentucky punya dampak panjang yang begitu serius bagi komunitas.
Sekitar 12 ribu orang kehilangan tempat tinggal bahkan pekerjaan. Pabrik tambang yang sebelumnya didirikan di lokasi tersebut terpaksa ditutup.
Tak hanya rumah dan lokasi tambang yang dirusak banjir, para petani juga merugi karena gagal panen.
Banjir termasuk bencana alam paling mematikan di Amerika Serikat. Sedikitnya ada 140 orang tewas setiap tahun karena kejadian ini.
Tak hanya insiden mematikan akibat banjir di Kentucky, Amerika Serikat yang terjadi pada tanggal 30 Mei.
Hari yang sama pada 2003 menjadi penerbangan terakhir pesawat Concorde milik Air France.
Sementara itu, dalam peristiwa terpisah tepatnya pada 30 Mei 1842, John Francis berusaha membunuh Ratu Inggris, Victoria.
Pria itu menodongkan pistol saat Ratu Victoria tengah naik kereta kuda bersama suaminya, Pangeran Albert -- menyusuri Constitution Hill, London.
Itu adalah upaya pembunuhan Sri Ratu kedua yang dilakukan Francis, yang untungnya gagal.
Saksikan video pilihan di bawah ini: