Tinggalkan KTT G7 Lebih Awal, Trump Bertolak ke Singapura untuk Bertemu Kim Jong-un

Donald Trump dan Kim Jong-un dijadwalkan akan bertemu di Singapura pada Selasa, 12 Juni mendatang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Jun 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2018, 09:12 WIB
Suasana foto bersama para pemimpin G7 dalam KTT di Kanada. Donald Trump dikucilkan?
Suasana foto bersama para pemimpin G7 dalam KTT di Kanada. Donald Trump dikucilkan? (AP Photo/Evan Vucci))

Liputan6.com, Quebec - Donald Trump menyebut bahwa dirinya tengah berada dalam "misi perdamaian" sebelum akhirnya ia meninggalkan KTT G7 lebih awal dan berangkat menuju Singapura untuk bertemu Kim Jong-un.

Kepada wartawan, Trump mengatakan, "tidak lama lagi" ia akan mengetahui apakah Kim Jong-un serius soal menanggalkan senjata nuklir.

Orang nomor satu di Amerika Serikat tersebut menegaskan bahwa ia tidak akan memperpanjang pembicaraan jika Korea Utara tidak serius melepas persenjataan nuklirnya. Demikian seperti dikutip dari Sky News, Minggu (10/6/2018).

Trump lepas landas dari Quebec, lokasi KTT G7, pada hari Sabtu waktu setempat. Ia meninggalkan para pemimpin lainnya lebih awal dan melewati pembahasan soal lingkungan.

KTT G7 kali ini dijuluki "G6 plus satu", mengingat isolasi yang diberlakukan terhadap Trump terkait isu perdagangan dan keputusannya menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir Iran.

Namun, Trump mengklaim KTT G7 "benar-benar sangat sukses" dan para pemimpin "terikat oleh nilai-nilai dan keyakinan bersama".

Trump mengklaim bahwa hubungannya dengan rekan-rekannya, yakni PM Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berada pada level "10". Namun nama PM Inggris Theresa May tidak disebutnya.

Hubungan Washington dan London memang tengah sedikit memanas belakangan. Ini dipicu oleh isu perdagangan.

Beberapa hari lalu, Inggris menegaskan, tidak akan menandatangani perjanjian dagang apa pun dengan Amerika Serikat jika merugikan kepentingan nasionalnya. Pernyataan tersebut disampaikan setelah Washington mengenakan bea masuk tinggi terhadap produk-produk logam, langkah yang turut memicu kemarahan Uni Eropa.

Hal lainnya terkait pernyataan Trump yang mencuri perhatian adalah sarannya agar G7 diubah menjadi G8 dengan kembali memasukkan Rusia sebagai anggota forum tersebut.

"Saya rasa G8 akan lebih baik. Menurut saya, memasukkan kembali Rusia sebagai anggota akan jadi hal positif," tutur Trump.

Meski demikian, sarannya tersebut telah lebih dulu ditolak oleh anggota asal Uni Eropa.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Optimis atas Pertemuannya dengan Kim Jong-un

Gaya Konyol Kim Jong-un KW dan Donald Trump KW Jelang KTT
Kim Jong-un KW bernama Howard X dan Donald Trump KW, Dennis Alan berpelukan saat bertemu di Merlion Park, Singapura (8/6). Duo peniru itu melakukan aksi publisitas menjelang KTT Korea Utara - Amerika Serikat. (AP/Wong Maye-E)

Terkait tatap mukanya dengan Kim Jong-un, Trump lebih lanjut menerangkan itu akan jadi pembicaraan yang fokus pada satu topik. Demikian seperti dikutip dari The Guardian.

"Ini merupakan pertemuan yang fokus pada satu topik dan saya rasa akan berlangsung dengan sangat baik," ungkap Trump, yang di lain sisi juga mengindikasikan bahwa pertemuannya dengan Kim Jong-un mungkin hanya titik awal dan bisa saja gagal.

Trump juga menampik kabar yang menyebutkan bahwa ia tidak mempersiapkan pertemuannya dengan Kim Jong-un secara matang.

"Kami berangkat dengan semangat yang sangat positif, persiapan yang sangat baik. Dan omong-omong, kami bekerja sama sangat baik dengan delegasi mereka," imbuhnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya