Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China kemungkinan akan mengirim jet tempur untuk mengawal Kim Jong-un, ketika pemimpin Korea Utara itu terbang melewati wilayah udaranya, guna melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Donald Trump di Singapura, pada 12 Juni mendatang.
"Mengawasi (kepala negara) dengan jet tempur adalah salah satu protokol keamanan tertinggi yang dapat disediakan oleh setiap angkatan udara," kata seorang sumber dari Angkatan Udara Korea Selatan.
"Jika China menyediakan pengawalan, itu mungkin adalah pesan yang diarahkan pada aliansi AS-Korsel bahwa Beijing sangat mendukung rezim Kim," kata sumber itu.
Advertisement
Dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (8/6/2018), Kim Jong-un dikenal paranoid tentang keamanan pribadinya, sehingga memutuskan untuk melalui rute penerbangan khusus menuju Singapura, yang berjarak sekitar 4.000 kilometer dari Pyongyang.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Kim Jong-un --yang diperkirakan berusia 34 tahun-- akan sangat "berhati-hati" memastikan keamanan perjalanannya, baik dimulai dari Pyongyang, Beijing, hingga selama berada di Singapura.
"Jumlah pengawalan dan rute perjalanan Kim akan menjadi perhatian keamanan terbesar Korea Utara di Singapura," kata Lee Yun-keol, yang pernah bekerja di unit Komando Pengawal Tertinggi Korea Utara, sebelum membelot pada 2005 silam.
"Kim juga kemungkinan akan terbang ke Singapura melalui wilayah udara China untuk memastikan keamanannya," kata Lee.
Baca Juga
Menurut Song Zhongping, analis militer yang berbasis di Hong Kong, jalur penerbangan seorang pemimpin negara --dalam perjalanan ke luar negeri-- selalu direncanakan sangat hati-hati, dan tidak pernah diungkapkan ke publik.
Selain itu, masih menurut Zhongping, penerbangan seorang kepala negara juga bisa dikawan oleh jet tempur, baik milik nasional ataupun tawaran negara sahabat, selama disetujui oleh negara-negara yang wilayah udaranya dilewati.
"Tetapi tidak umum bagi jet tempur untuk dikirim untuk mengawal pesawat seorang pemimpin asing, ketika mereka sedang dalam perjalanan ke negara ketiga," kata Zhongping.
"Biasanya, pesawat seorang pemimpin akan memiliki pengawalan dekat oleh jet tempur angkatan udara sebelum mereka tiba di perbatasan, dan biasanya negara tuan rumah akan mengirim jet tempurnya untuk menunggu mereka di perbatasan," lanjut Zhongping menjelaskan.
"Jadi secara teoritis akan menjadi tugas pemerintah Singapura untuk mengawal pesawat Kim ketika memasuki wilayah udara Singapura," kata Song.
Di waktu bersamaan, persiapan agenda pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong-un terus berlanjut, termasuk kunjungan Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, ke Pyongyang pada akhir pekan ini.
Menlu Balakrishnan, sebagaimana dilaporkan oleh harian The Straits Times, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho dan kepala Dewan Rakyat Kim Yong-nam, dalam lawatan yang akan berlangsung dua hari tersebut.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Perjalanan Internasional Kedua
Sementara itu, jet tempur China tidak mungkin mengawal pesawat Kim Jong-un hingga ke Singapura, karena terbentur aturan wilayah udara internasional.
Menurut Yu Gang, seorang pensiunan Tentara Pembebasan Rakyat dan analis militer yang berbasis di Beijing, kemungkinan pengawalan terdekat Tiongkok bagi Kim, adalah di sekitar wilayah barat daya perairan Laut China Selatan.
Menurut pantauan publik, kehadiran Kim Jong-un di Singapura diduga menjadi perjalanan internasional kedua, setelah sebelumnya mengunjungi kota Dalian di pesisir Laut China Timur, untuk menemui Presiden Xi Jinping.
Ketika berkunjung ke Dalian pada awal Mei, Kim Jong-un dilaporkan terbang menggunakan pesawat kepresidenan berjuluk Chammae-1.
Pesawat tersebut merupakan jet modifikasi buatan Soviet, yang memiliki jangkauan terbang hingga 10.000 kilometer.
Sebelumnya, setiap perjalanan internasional pemimpin Korea Utara selalu menggunakan kereta, yang destinasi terjauhnya sejauh ini adalah ke kota Beijing.
Advertisement