Jelang KTT Korea Utara-AS, Donald Trump dan PM Singapura Gelar Pertemuan Tertutup

Trump beserta delegasi AS dan penasihat kepresidenan tiba di Istana Singapura sekitar pukul 11.40 waktu setempat untuk bertemu dengan PM Lee.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Jun 2018, 13:33 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2018, 13:33 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Presiden AS Donald Trump. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Singapura City - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menggelar pertemuan tertutup di Istana Negara pada Senin, 11 Juni 2018. Pertemuan berlangsung selama kurang lebih 2 jam.

Donald Trump beserta delegasi AS yang terdiri dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Penasihat Kepresidenan Mike Bolton tiba di Istana sekitar pukul 11.40 waktu setempat. Mereka disambut oleh PM Lee Hsien Loong dan segera melaksanakan pertemuan secara tertutup.

Usai melaksanakan pertemuan selama dua jam, kedua pemimpin beserta delegasi masing-masing tampak melaksanakan jamuan santap formal di Istana. Demikian pantauan Liputan6.com dari siaran langsung di International Media Centre KTT Korea Utara-AS, Senin (11/6/2018).

Sejauh ini, belum dipublikasikan detail pembicaraan antara Trump-Lee tersebut.

Namun demikian, seperti dikutip dari Channel News Asia, disebutkan bahwa Donald Trump menghaturkan terima kasih kepada Lee kerena telah menjadi tuan rumah jelang KTT Korea Utara-AS.

"Kita akan melaksanakan pertemuan menarik esok hari. Terima kasih atas jamuan dan keramahan Anda menjamu acara itu," kata Trump kepada Lee, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Di sisi lain, menurut informasi yang beredar di kalangan media asing di International Media Centre, pertemuan itu dikabarkan akan membahas persiapan jelang KTT Korea Utara-AS esok hari.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Kata Warga Singapura Jelang Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump

Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)
Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)

Pertemuan itu telah lama dinanti. Berbagai analis menilai bahwa hasil dari KTT itu akan menjadi tonggak masa depan arah hubungan antara Korut dan AS.

Di samping itu, KTT tersebut akan menjadi penentu denuklirisasi di Semenanjung Korea serta keterbukaan rezim Kim Jong-un terhadap komunitas internasional, khususnya AS.

Akan tetapi, beberapa penduduk Singapura punya tanggapan beragam mengenai perhelatan yang berlangsung di negaranya tersebut.

Mulai dari mengeluhkan mengenai mekanisme keamanan yang diterapkan di Singapura jelang hari puncak KTT, hingga hasil dari pertemuan Kim-Trump itu sendiri.

"Rekayasa lalu lintas dan keamanan di sekitar lokasi tempat mereka (Kim-Trump) menginap dan bertemu, sedikit mengganggu kami," kata salah seorang penduduk lokal Singapura yang meminta anonim, saat diwawancarai Liputan6.com pada 10 Juni 2018.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi taksi online itu mengatakan, "Ada penutupan dan barikade jalan dari polisi di lokasi-lokasi tersebut. Buat kami para pengemudi, jadi cukup sulit untuk mengakses ke area penumpang yang memesan."

"Apalagi, lokasi mereka (Kim-Trump) menginap dan bertemu adalah lokasi di mana turis suka memesan taksi online," kata pria itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya