PBB: 68 Juta Orang di Seluruh Dunia Mengungsi Tahun 2017

Menurut PBB, para pengungsi kebanyakan berasal dari negara-negara kurang mampu. Mana saja?

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 10:00 WIB
Ciuman Bocah Suriah Sambut Kunjungan Angelina Jolie di Pengungsian
Utusan khusus lembaga pengungsi PBB, aktris Angelina Jolie mengadakan konferensi pers saat berkunjung ke Kamp Pengungsi Zaatari di Mafraq, Yordania, Minggu (28/1). Konflik Suriah sudah berlangsung sekitar delapan tahun terakhir. (Khalil MAZRAAWI/AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Badan pengungsi PBB menyebutkan bahwa 68,5 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi pada 2017 karena perang, kekerasan, dan penganiayaan.

Filippo Grandi, Komisaris Tinggi untuk Pengungsi PBB (UNHCR), mengatakan kepada para wartawan di Jenewa, Selasa (19/6/2018), angka terakhir untuk 2017 hampir 3 juta lebih tinggi daripada tahun 2016.

Ia menambahkan, lebih dari 16 juta orang menjadi pengungsi baru pada tahun lalu karena konflik yang berkelanjutan dan berlarut-larut. Selain itu, mengungsi juga disebabkan kurangnya solusi untuk mengatasi konflik-konflik, sehingga mengakibatkan "tekanan terus-menerus pada warga sipil."

Grandi menuturkan, lebih dari dua pertiga dari keseluruhan pengungsi berasal dari Afghanistan, Suriah, Sudan Selatan, dan Republik Demokratik Kongo.

PBB juga mencatat bahwa 85 persen dari semua pengungsi berasal dari negara-negara miskin atau berpenghasilan menengah, yang "seharusnya menjadi unsur yang menghilangkan anggapan" bahwa ini adalah "krisis dunia."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Fakta-Fakta tentang Pengungsi Dunia

Sesame Street di Suriah
Sesame Street akan membantu memulihkan rasa percaya diri anak-anak pengungsi Suriah. (BBC)

Sementara itu, PBB mendefinisikan pengungsi sebagai orang yang melarikan diri dari konflik atau persekusi. Mereka diberi status pengungsi oleh negara yang mereka masuki, yang memberi mereka perlindungan di bawah hukum internasional.

Dengan demikian mereka berhak mendapat bantuan, sedangkan pengungsi dalam negeri tidak dianggap sebagai pengungsi.

Pada pertengahan 2017, tercatat 65,6 juta orang telah mengungsi. Dari jumlah itu, 22,5 juta mengungsi ke negara lain. Lebih dari separuhnya berusia di bawah 18 tahun. Jumlah pengungsi anak disebut yang tertinggi sejak Perang Dunia ke-2.

Pada 2016, sebanyak 75 ribu anak meminta suaka sebagai "anak di bawah umur tanpa wali". Sebagian besar berasal dari Afghanistan dan Suriah.

Hingga 22 Maret 2018, UNHCR mencatat ada sekitar 5,6 juta pengungsi di dunia. Badan PBB ini memperkirakan hampir satu dari tiap 100 orang di seluruh dunia terpaksa keluar dari negara mereka karena perang atau ketidakstabilan politik.

Suriah, yang telah dikoyak oleh konflik selama tujuh tahun, telah menciptakan jumlah pengungsi tertinggi. Diperkirakan 660 ribu warga Suriah melarikan diri dari negaranya pada 2017, hingga jumlah total pengungsi Suriah menjadi 5,6 juta orang.

Sebagian besar menetap di negara-negara tetangga, sebanyak 6,6 juta lainnya menjadi pengungsi di dalam negeri.

Di samping itu, konflik di Afghanistan menyebabkan 2,5 juta orang mengungsi. Tercatat 1,4 juta pengungsi berasal dari negara baru Sudan Selatan. Konflik agama dan etnis telah menyebabkan 1,1 juta orang melarikan diri dari Myanmar. Hingga April 2017, lebih dari 876.000 melarikan diri dari Somalia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya