Liputan6.com, Ankara - Turki akan mendapat jet tempur F-35 yang pertama dari Amerika Serikat pekan ini, kata para pejabat Kementerian Pertahanan AS dan Lockheed Martin.
Lockheed Martin, pembuat jet F-35 itu, akan mengadakan upacara penyerahan pesawat tempur canggih tersebut di Forth Worth, Texas, kata juru bicara perusahaan, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (22/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Serah terima itu menuai tentangan dari Kongres Amerika Serikat. Padahal, Rancangan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Amerika atau NDAA telah mengatur tentang pembatasan keikutsertaan Turki dalam program penggunaan pesawat F-35.
Hal itu dipicu keprihatinan Kongres AS atas penahanan seorang pastor Amerika di penjara Turki.
Tentangan Kongres AS juga didasari atas rencana Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, yang menurut mereka "akan menurunkan kemampuan keamanan" aliansi NATO dan tidak akan kompatibel dengan peralatan militer yang digunakan negara-negara NATO lainnya.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Rusia Percepat Pengiriman Sistem Pertahanan Udara S-400 ke Turki
Turki dan Rusia telah menyetujui untuk mempercepat pengiriman sistem pertahanan udara S-400 Triumf. Kepastian tersebut disampaikan oleh pemimpin kedua negara pada Selasa, 3 April 2018.
Berbicara dalam konferensi pers bersama di Istana Presiden di Ankara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Vladimir Putin mengatakan, mereka setuju untuk mempercepat pengiriman S-400 Triumf. Namun, keduanya tidak menyebut rincian waktunya.
"Dalam pertemuan dengan Presiden Erdogan, kami memutuskan untuk mempercepat waktu pengiriman S-400," kata Putin seperti dikutip dari situs kantor berita Turki Anadolu Ajansi, Kamis (5/4/2018).
S-400 Triumf merupakan sistem pertahanan udara tercanggih Rusia yang anti-pesawat, anti-rudal balistik, dan anti-rudal jelajah.
Sementara itu, terkait dengan pasokan S-400 Triumf ke Turki, Putin menegaskan bahwa hal tersebut murni perdagangan. Ia menampik ada unsur politik.
"Isu tentang produksi bersama atau transfer teknologi bukan soal kepercayaan atau kerja sama politik bagi kami. Ini murni persoalan komersial yang disepakati antar entitas ekonomi. Kami tidak memiliki restriksi politik mengenai hal itu," tegas Putin seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS.
Advertisement