16-7-1979: Saddam Hussein Ambil Alih Kursi Presiden Irak

Awalnya Saddam Hussein turut andil dalam kudeta Presiden Irak Abdul Rahman Aref. yang kepemimpinannya digantikan Ahmed Hassan al-Bakr. Tak lama kemudian, ia mengambil alih kursi pimpinan tersebut.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 16 Jul 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2018, 06:00 WIB
Saddam Hussein. (AFP)
Saddam Hussein. (AFP)

Liputan6.com, Baghdad - Saddam Hussein adalah Presiden Irak yang merupakan salah satu pemimpin diktator terkemuka dunia, selain Moammar Khadafi diktator Libya. Tepat 39 tahun silam, ia mulai berkuasa, setelah mengambil alih kursi presiden dari Ahmed Hassan al -Bakr yang mengundurkan diri.

Saddam Hussein menjadi kepala negara Irak selama 24 tahun, dari tahun 1979 hingga tahun 2003.

Di bawah kekuasaan Saddam Hussein, seperti dikutip dari ABC.net.au, Senin (16/7/2018), negara Irak maju secara militer hingga menjadi ancaman bagi negara lain. Namun kondisi rakyat bak dalam kurungan penjara.

Saddam memerintah secara otoriter.

Pria yang lahir pada 28 April 1937 itu merupakan anak yatim. Ia hidup sejak kecil tanpa kehadiran ayah yang sudah meninggal dunia. Kakak dan ibundanya merupakan seorang yang bekerja di bidang militer. Maka tak pelak, ia mewariskan kemampuan pada bidang tersebut.

Beranjak dewasa, pada Oktober 1956, setelah lulus daru Universitas Baghdad, Saddam bergabung menjadi kader Partai Baath. Ia kerap ikut gerakan melawan pemerintah dan pihak asing yang berkuasa di negaranya.

Saddam bahkan turut bertanggung jawab dalam upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Abdel Karim Kassem. Ia kemudian menjadi buron dan kabur ke luar negeri.

Februari 1963, Saddam kembali ke Irak saat Partai Baath-nya berhasil mengambil alih kekuasaan militer. Namun 9 bulan kemudian, partai tersebut berhasil disingkirkan kembali. Imbas dari hal tersebut, Saddam ditangkap dan dipenjara.

Seiring gejolak politik yang kembali berubah, Partai Baath kembali berhasil membalikkan keadaan. Saddam Hussein berhasil bebas dari penjara lalu menjadi Ketua Partai Baath.

Juli 1968, Saddam turut andil dalam kudeta Presiden Abdul Rahman Aref. Kursi presiden selanjutnya diduduki Ahmed Hassan al-Bakr. Tak lama kemudian, 16 Juli tahun itu, Saddam mengambil alih kursi presiden yang saat itu diduduki Ahmed Hassan al-Bakr.

Sejak berkuasa, Saddam mulai melancarkan taringnya di dunia internasional. Pada 1988, Saddam mengobarkan perang melawan Iran dalam rangka ambisi untuk ekspansi kekuasaan. Pada 1990, Saddam juga melancarkan invasi ke Kuwait, membuat PBB memberikan sanksi ke Irak. AS pun mulai turun tangan membantu Kuwait.

Pada tahun 1995 dan 2002, Saddam memenangkan pemilihan presiden berturut-turut dengan uara mutlak lebih dari 99 persen. Posisi Saddam semakin kuat di Irak.

Selama 24 tahun berkuasa, Saddam kerap menyingkirkan lawan politik dengan cara kekerasan. Serangkaian pembunuhan telah diperintahkan, salah satunya pembantaian 148 warga Dujail yang dianggap terlibat upaya pembunuhan terhadap dirinya, tahun 1982 silam.

AS dan pasukan sekutu mulai melakukan perang melawan Irak pada tahun 2003. Saddam tertangkap dan menjalani proses persidangan sampai dijatuhi hukuman mati.

Saddam Hussein lalu digantung mati pada Sabtu 30 Desember 2006.

Selain peristiwa pengambilalihan kursi kepresidenan oleh Saddam Hussein, pada 16 Juli tahun 1945 terjadi percobaan "Trinity" nuklir pertama. Dilaksanakan dekat Alamogordo, New Mexico, AS.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya