Bangunan Diduga Gudang Senjata Meledak di Suriah, 39 Orang Tewas

Sebanyak 39 orang dilaporkan tewas akibat ledakan yang menghancurkan sebuah bangunan di Suriah pada Minggu, 12 Agustus 2018.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Agu 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Damaskus - Setidaknya 39 orang dilaporkan tewas, termasuk di antaranya 12 anak, setelah ledakan menghancurkan sebuah bangunan --yang diyakini sebagai gudang senjata-- milik pasukan pemberontak di Kota Sarmada, Provinsi Idlib, Suriah.

Kejadian yang terjadi pada Minggu, 12 Agustus itu, diduga berasal dari ledakan bahan peledak yang ada di dalam bangunan terkait.

Dikutip dari BBC, Senin (13/8/2018), puluhan orang lainnya masih hilang, dan proses penyidikan terus dilakukan oleh pihak berwenang setempat.

Provinsi Idlib merupakan wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak, dan diperkirakan akan menjadi target operasi angkatan bersenjata Suriah berikutnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Suriah, yang didukung Rusia dan Iran, telah membuat kemajuan besar dalam serangannya terhadap sejumlah kelompok pemberontak dan jihadis di seluruh wilayah negara itu.

Pada hari Minggu, regu penyelamat di Sarmada menggunakan buldoser untuk memindahkan puing-puing dan menarik orang-orang yang terperangkap, seorang koresponden AFP di kota dekat perbatasan Turki melaporkan.

Hatem Abu Marwan, seorang anggota tim pertahanan sipil Idlib, mengatakan bahwa "gedung-gedung penuh penduduk sipil hancur menjadi puing-puing", kantor berita itu mengatakan.

Sementara itu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa masih ada puluhan orang yang hilang.

Beberapa laporan menunjukkan jumlah yang tewas bisa lebih tinggi dari data yang didapat saat ini.

Sebagian besar orang yang berada di dalam gedung tersebut diyakini merupakan keluarga para pejuang jihadis, yang tengah berlindung di Idlib akibat desakan pasukan pemerintah Suriah.

Adapun penyebab ledakan terkait masih belum diketahui.

 

Simak video pilihan berikut:

China Bantu Pemerintah Suriah

Presiden Xi Jinping saat menghadiri Kongres Rakyat Nasional yang memutuskan menyetujui penghapusan masa jabatan presiden
Presiden Xi Jinping saat menghadiri Kongres Rakyat Nasional yang memutuskan menyetujui penghapusan masa jabatan presiden (AP Photo/Aijaz Rahi)

Sementara itu, tersiar kabar bahwa China berniat membantu pemerintahan Presiden Bashar Al Assad untuk memerangi teroris dan pemberontak di Suriah.

Ini menandai pergeseran bagi kebijakan luar negeri Tiongkok, yang telah lama menghindari intervensi dalam konflik militer di negara lain.

Seperti dikutip dari The Daily Beast, pada 1 Agustus lalu, Dubes China untuk Suriah Qi Qianjin mengatakan kepada kantor berita Al Watan milik pemerintah Suriah bahwa "militer (China) berniat untuk berpartisipasi bersama dengan tentara Suriah guna memerangi teroris di Idlib dan beberapa wilayah lain di Suriah."

Sementara itu, Atase Militer Kedutaan China di Suriah, Wong Roy Chang, mengatakan bahwa kerja sama antara tentara Tiongkok dengan Suriah "tengah berlangsung."

"Kami --China dan tentara-- berharap untuk mengembangkan hubungan kita dengan tentara Suriah, berpartisipasi dalam operasi di Idlib. Namun, ini semua membutuhkan keputusan politik," ucap Wong.

Kabar ini juga menandai pergeseran signifikan dari kebijakan non-intervensi China yang telah lama diterapkan, sekaligus mengisyaratkan perubahan besar dalam geopolitik regional. Kendati demikian, "campur tangan" China dalam Perang Suriah sejatinya telah lama terjadi, tapi terbatas pada tataran diplomatik.

Ketika Perang Suriah berkecamuk, China mendukung Rusia --sekutu Presiden Suriah Bashar Al Assad-- dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan membawa pembatasan lebih besar terhadap konflik tersebut. Langkah China yang turut menggunakan hak veto-nya menandai perubahan dari kebiasaan abstain Tiongkok dalam voting DK PBB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya