Liputan6.com, Damaskus - Sebanyak lebih dari 200 orang dilaporkan tewas dalam serangan brutal oleh ISIS di Provinsi Sweida, yang terletak di wilayah barat daya Suriah pada Rabu, 25 Juli 2018. Sebelumnya diberitakan jumlah korban pada awal insiden 27 jiwa.
Selain Sweida, pasukan ISIS juga dikabarkan menyerbu Kota Druze dan beberapa desa di sekitarnya, yang dihuni oleh kelompok minoritas. Mereka membantai warga sipil, termasuk meledakkan beberapa bom secara membabi buta.
Dikutip dari The Guardian, Kamis (26/7/2018), pemimpin departemen kesehatan setempat mengatakan kepada radio pro pemerintah, Sham FM, bahwa korban tewas sejauh ini tercatat sebanyak 215 jiwa.
Advertisement
Sebelumnya, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR)--sebuah lembaga monitor perang--mengatakan jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 156 orang, dan wartawan lokal mengatakan jumlahnya setidaknya 175 jiwa.
Baca Juga
Para militan juga diyakini telah menculik puluhan orang dan membawanya ke tempat persembunyian mereka. Sumber-sumber di Suriah mengatakan serangan itu dimulai hampir bersamaan ketika warga kota mulai beraktivitas, yakni antara pukul 03.50 dan 04.30 waktu setempat.
"Mereka (ISIS) menyerang rumah-rumah warga dalam komando terorganisasi. Mereka mengetuk pintu dan memaksa masuk, kemudian membunuh orang-orang yang berada di dalamnya," kata Ahed Mrad, seorang wartawan dari Sweida.
"Banyaknya korban tewas karena serangan terjadi sebelum fajar menyingsing, sehingga mereka tak siap menyelamatkan diri," Mrad menjelaskan.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang berkembang menjadi bentrokan bersenjata dengan milisi lokal. Kelompok teror juga meluncurkan dua serangan bunuh diri di ibu kota Sweida, di mana membuat belasan orang terluka.
Media pemerintah Suriah mengatakan pasukan nasional berhasil melumpuhkan dua pelaku bom bunuh diri, sebelum mereka meledakkan rompi maut yang dikenakannya.
Serangan itu adalah salah satu yang paling mematikan di Sweida dan daerah yang dikuasai pemerintah dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu terjadi ketika pemerintah Bashar al-Assad melanjutkan kampanye di provinsi tetangga Daraa, untuk merebut kembali kendali atas semua wilayah di Suriah selatan.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
ISIS Masih Jadi Ancaman Potensial
ISIS disebut masih mengontrol sepotong wilayah di Provinsi Daraa, tepatnya di lembah sungai Yarmouk, dekat perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Daerah itu telah menjadi target serangan udara tanpa henti selama beberapa hari terakhir untuk memaksa militan menyerah.
Sederet serangan ISIS dalam beberapa waktu terakhir diyakini berasal dari wilayah yang dikendalikan oleh kelompok ekstremis itu di gurun timur Suriah, yang terdesak pasca-serangan pemerintah di pinggiran selatan Damaskus.
Militan, yang pernah menguasai hampir setengah dari daratan Suriah pada 2015, telah mengalami penyusutan pengaruh akibat kampanye bersama oleh koalisi pimpinan AS dan pasukan pemerintah Suriah selama setahun terakhir.
Namun, ISIS masih dianggap sebagai ancaman potensial, mengingat begitu banyaknya serangan mereka, baik terpisah atau terkoordinasi, yang diperintahkan dari sisa-sisa tempat persembunyian.
Sementara itu, SOHR mengklaim bahwa pasuakn pemerintah telah memerangi para jihadis, yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, di titik tempur di timur laut Kota Druze. Pasukan pemerintah dan pasukan sekutu menguasai seluruh Provinsi Sweida kecuali daerah kantong itu.
Koordinator kemanusiaan PBB di Suriah mengutuk serangan itu, mengatakan warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi dan terhindar dari "beban kekerasan dan konflik di mana pun mereka berada".
Â
Advertisement