Kehilangan Dukungan Partai, PM Australia Didesak Mengundurkan Diri

Perdana Menteri Malcolm Turnbull didesak melakukan jajak pendapat internal untuk menentukan posisinya sebagai pemimpin Australia.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Agu 2018, 15:04 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 15:04 WIB
PM Australia Malcolm Turnbull
PM Australia Malcolm Turnbull (AP Photo/Rod McGuirk)

Liputan6.com, Canberra - Tiga pejabat senior kabinet Australia mendesak Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk mengadakan pemungutan suara internal, atau mengundurkan diri, mengingat ia telah kehilangan sebagian besar dukungan dari kalangan internal Partai Liberal.

Tiga politikus, Mathias Cormann, Michaelia Cash dan Mitch Fifield menyampaikan desakan tersebut di depan publik pada Kamis ini.

Desakan muncul bertepatan dengan imbauan mantan menteri dalam negeri Peter Dutton kepada anggota parlemen dari Partai Liberal yang konservatif untuk memilih perdana menteri baru.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (23/8/2018), PM Turnbull mengalahkan Dutton 48-35 dalam pemungutan suara mendadak pada Selasa 21 Agustus, yang mempersempit peluang Dutton menjadi PM.

Pemungutan suara itu diharapkan mengakhiri spekulasi bahwa pemerintahan PM Turbull telah kehilangan rasa percaya diri dalam menghadapi kritik publik.

Mathias Cormann, yang juga menjabat menteri keuangan, secara terbuka menyatakan dukungannya untuk Turnbull pada hari Rabu. Namun, sehari setelahnya, ia justru beralih mendukung desakan mundur pada sang perdana menteri.

"Saya ingin terus mendukung Malcolm Turnbull selama bertahun-tahun yang akan datang sebagai pemimpin Partai Liberal. Tetapi saya tidak bisa mengabaikan kenyataan," kata Cormann kepada wartawan.

"Saat lima rekan di kabinet mengatakan kepada saya bahwa mereka mendukung Malcolm pada hari Selasa ... tetapi mereka kemudian berubah pikiran, itu bukan sesuatu yang saya bisa abaikan," tambahnya.

Dutton menginginkan pemungutan suara baru kembali dilakukan paling lambat akhir pekan ini, sebelum Parlemen Australia memasuki masa reses selama dua minggu. Ia beralasan, agar segera kisruh internal pemerintahan Australia segera diselesaikan.

Sementara, Partai Liberal yang berkuasa dikabarkan akan melakukan pertemuan tahunan pada 11 September 2018 mendatang, namun lokasinya belum jelas, antara di Sydney atau Melbourne.

Di lain pihak, lebih dari satu dekade terakhir, tidak ada perdana menteri Australia yang memiliki masa jabatan tiga tahun penuh, sejak John Howard kehilangan kursinya pada 2007 silam pasca-berkuasa selama 11 tahun.

Para perdana menteri setelahnya ditumbangkan dari kekuasaan oleh partai mereka sendiri.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

Simak video pilihan berikut; 

 

Batu Sandungan untuk Peter Dutton

Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton (AP)
Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton (AP)

Sementara itu, para pendukung Peter Dutton mengedarkan petisi kepada anggota parlemen dari Partai Liberal pada Rabu, 22 Agustus 2018.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk memaksa Turnbull menggelar pemungutan suara. Tetapi mereka gagal mendapatkan minimal 43 tanda tangan yang diperlukan.

Oposisi di internal Partai Liberal nyaris kehilangan suara di parlemen ketika berusaha menghalangi pengajuan gugatan terhadap Dutton ke pengadilan,

Sebelumnya, di depan parlemen, Dutton menyatakan pembelaan hukum bahwa kepemilikan keluarganya atas dua pusat perawatan anak, yang menerima dana federal, tidak melanggar larangan konstitusional. Ia membantah ada konflik kepentingan. 

Camelia Avenue Childcare Centre di Brisbane, yang dikelola perusahaan milik istri Dutton, Kirilly, menerima dana publik sebesar 2,03 juta dolar Australia antara 2014 dan 2018.

Perusahaan RHT Investments (QLD) juga mengoperasikan pusat penitipan anak di Bald Hill, Brisbane, yang menerima 3,6 juta dolar antara tahun 2010 dan 2018.

Namun, beberapa pengacara konstitusional mengatakan, ada keraguan dalam pembelaan tersebut.

Kasus pengadilan yang tertunda ini diperkirakan dapat membuat para anggota parlemen takut untuk mendukung Dutton dalam pemungutan suara kepemimpinan. Jika skandal tersebut terbukti, itu bisa jadi batu sandungan bagi Dutton untuk mengejar keinginannya jadi perdana menteri. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya