Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga Lira Demi Melawan Presiden Recep Tayyip Erdogan

Di satu sisi, Recep Tayyip Erdogan menentang langkah Bank Sentral yang menaikkan suku bunga, meski nilai mata uang Lira terus melemah.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 08:31 WIB
Turis Banjiri Toko-toko Mewah di Turki
Seorang wanita memegang tas belanja Louis Vuitton di Istanbul pada 13 Agustus 2018. Di tengah kondisi lira yang terus melemah, wisatawan mancanegara justru menikmati berbelanja barang-barang mewah di Turki dengan harga yang sangat miring (AFP/Yasin AKGUL)

Liputan6.com, Ankara - Bank Sentral Turki secara agresif menaikkan suku bunga untuk memperkuat kepercayaan konsumen, membendung inflasi dan mengendalikan krisis mata uang lira. Suku bunga meningkat dari 17,75 persen menjadi 24 persen. Sebagai imbasnya, lira melonjak di atas 5 persen meskipun kenaikan itu sempat turun kembali.

Investor internasional menyambut baik langkah bank itu. "TCMB (Bank Sentral Republik Turki) memang menunjukkan kenaikan substansial tingkat suku bunga pinjaman untuk mengatasi inflasi selama satu minggu dan kembali ke ortodoksi," kata ekonom Turki, Inan Demir, dari perusahaan keuangan Nomura International.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (21/9/2018), langkah TCMB mengundang kecaman tajam karena tidak melakukan apa-apa dan tidak menaikkan suku bunga secara substansial untuk mengendalikan inflasi dua digit, serta mata uang yang lemah. Lira turun lebih dari 40 persen tahun ini.

Kenaikan suku bunga itu merupakan teguran jelas bagi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menentang langkah tersebut.

Hanya beberapa jam sebelum keputusan bank sentral itu dikeluarkan, Erdogan menyampaikan kritiknya terhadap kenaikan suku bunga. Dia menegaskan kembali sikapnya yang menentang pemikiran ekonomi ortodoks, dengan alasan inflasi disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi --meskipun bertentangan dengan teori ekonomi konvensional.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Larangan Berbisnis

Turis Banjiri Toko-toko Mewah di Turki
Turis asing, terutama dari Arab Saudi, mengantre di luar toko barang mewah Louis Vuitton di Istanbul, 13 Agustus 2018. Para turis memborong banyak barang-barang mewah, sebelum penjual menaikkan harga untuk memperhitungkan devaluasi lira. (AFP/Yasin AKGUL)

Erdogan juga mengeluarkan keputusan presiden yang melarang semua bisnis, termasuk perjanjian sewa-menyewa menggunakan denominasi mata uang asing. Adapun TCMB mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan segera terjadi.

"Sikap kebijakan ketat moneter akan terus dipertahankan ampai prospek inflasi menunjukkan peningkatan yang signifikan," kata pernyataan bank sentral.

Komitmen kuat untuk mengatasi inflasi itu disambut baik investor. "Yang paling penting, bank sentral tampaknya vokal tentang risiko stabilitas harga," kata kepala Bank Ing, Muhammet Mercan.

Dipicu oleh penurunan tajam lira pada Agustus tahun ini, yang meningkatkan biaya impor, inflasi pun meningkat dengan cepat. Sebagian prediksi memperingatkan, inflasi bisa mendekati 30 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, pasar-pasar internasional secara luas menyambut kenaikan suku bunga bank sentral itu. Ekonom Demir memperingatkan perlunya tindakan lebih jauh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya