Pertama di Dunia, Robot Antariksa Jepang Meneliti Permukaan Asteroid

Jepang berhasil mendaratkan robot antariksa pertama yang bertugas mengamati permukaan asteroid.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 24 Sep 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 08:01 WIB
Wahana jelajah asteroid Hayabusa2 milik Jepang bersiap melakukan pengamatan perdana (AP/JAXA)
Wahana jelajah asteroid Hayabusa2 bersiap melakukan pengamatan perdana (AP/JAXA)

Liputan6.com, Tokyo - Badan antariksa Jepang mengumumkan bahwa sepasang kendaraan robot buatannya telah berhasil mendarat di salah satu asteroid di sekitar lintasan Bumi, dengan tujuan untuk menjelaskan asal-usul tata surya.

Menurut Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), misi penjelajahan itu menandai pengamatan robotik bergerak pertama di dunia pada permukaan asteroid.

Robot bulat berbentuk kue dari bahan alumunium itu berhasil mencapai asteroid Ryugu sehari setelah mereka dilepaskan dari wahana jelajah Hayabusa2, demikian sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Minggu (23/9/2018).

"Setiap robot beroperasi secara normal dan telah mulai mensurvei permukaan Ryugu," kata JAXA dalam sebuah pernyataan.

Mengambil keuntungan dari gravitasi rendah asteroid, robot peneliti ini akan melompat di permukaan --melonjak setinggi 15 meter dan tinggal di udara selama 15 menit-- untuk mengamati fitur fisik asteroid.

"Saya sangat bangga bahwa kami telah menetapkan metode baru tentang eksplorasi ruang angkasa pada benda-benda langit kecil," kata manajer proyek JAXA, Yuichi Tsuda.

Sebelumnya, lembaga terkait pernah mencoba melakukan hal serupa, tetapi gagal mendaratkan wahana di asteroid pada 2005 silam.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Penerus Penjelajah Asteroid Generasi Kedua

Ilustrasi Oumuamua
Ilustrasi Oumuamua, asteroid dari luar tata surya yang pertama kali terdeteksi oleh astronom. (ESO)

Wahana jelajah Hayabusa2 akan menyebarkan sebuah "penabrak" yang meledak di atas asteroid pada sekitar satu atau dua bulan ke depan, menembak obyek tembaga seberat dua kilogram di sebuah kawah kecil.

Dari kawah ini, wahana terkait akan mengumpulkan bahan-bahan "segar" yang tidak terekspos oleh angin dan radiasi selama ratusann millenium, berharap jawaban atas beberapa pertanyaan mendasar tentang kehidupan dan alam semesta, termasuk apakah unsur-unsur dari ruang angkasa membantu membangkitkan kehidupan di Bumi.

Wahana tersebut juga akan merilis kendaraan pendaratan buatan Prancis-Jerman bernama Mobile Asteroid Surface Scout (MASCOT) untuk observasi permukaan.

Hayabusa2, seukuran kulkas besar dan dilengkapi dengan panel surya, adalah penerus dari penjelajah asteroid pertama JAXA, Hayabusa, bahasa Jepang untuk menyebut elang.

Penyelidikan sebelumnya kembali dari asteroid yang lebih kecil, berbentuk kentang, membawa sampel debu pada 2010.

Meskipun berbagai kemunduran terjadi selama tujuh tahun pengembaraan epiknya di atseroid, namun proyek tersebut dipuji sebagai kemenangan ilmiah.

Misi Hayabusa2 diluncurkan pada Desember 2014 dan akan kembali ke Bumi dengan sampelnya pada tahun 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya