PM Israel: Saya Tahu Lokasi Gudang Bom Nuklir Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim telah mengetahui keberadaan gudang nuklir milik Iran.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Sep 2018, 17:13 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2018, 17:13 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (AP/Dan Balilty)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (AP/Dan Balilty)

Liputan6.com, New York - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa negaranya telah mengidentifikasi "gudang atom rahasia" di Teheran, yang berisi peralatan nuklir dan bahan radioaktif.

PM Netanyahu menyerukan sanksi baru terhadap Iran dan menuduh para pemimpin Eropa "pura-pura diam" terhadap temuan itu, karena menentang tindakan Negeri Zionis.

Dalam pidato di Sidang Umum PBB pada hari Kamis, PM Netanyahu mengatakan dia mengungkapkan keberadaan "gudang atom" untuk pertama kalinya di depan publik.

Seperti yang ia lakukan dalam presentasi sebelumnya, Netanyahu membawa alat bantu visual untuk mengilustrasikan klaimnya, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (28/9/2018).

 

Sang pemimpin Israel menunjukkan citra satelit, yang menurutnya, mengklaim di mana gudang atom itu berada di Teheran. Ia juga memperlihatkan sebuah foto tentang visual dinding dan gerbang logam tidak mencolok, yang diklai, sebagai bagian luar gudang.

PM Netanyahu menggambarkan fasilitas itu sebagai "gudang atom rahasia untuk menyimpan sejumlah besar peralatan dari program senjata nuklir rahasia Iran", tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Iran sendiri sebelumnya telah menyetujui kesepakatan nuklir pada 2015 dengan imbalan keringanan sanksi. Skemanya dinamai Program Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang menuntut pembongkaran sentrifugal kaya uranium dan reaktor pembangkitnya.

Belum diketahui pasti apakah surplus peralatan nuklir yang dituduhkan Israel melanggar kesepakatan JCPOA, karena sejauh ini Iran mematuhi aturan untuk menyimpan potongan sentrifugal di lokasi tertentu di bawah pemantauan internasional.

Adapun tentang penyimpanan bagian perangkat keras tambahan untuk program nuklir, tidak memiliki ketentuan khusus pada kesepakatan JCPOA.

Sejak 2015, lembaga pengawas nuklir, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah berulang kali menyatakan bahwa Iran mematuhi ketentuan-ketentuan JCPOA. Namun Netanyahu mendesak direktur jenderal IAEA, Yukiya Amano, untuk menyelidiki dugaan gudang yang ditemukan oleh intelijen Israel.

"Lakukan hal yang benar. Pergi dan periksa gudang atom ini segera," kata Netanyahu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Dukung Keputusan AS

Donald Trump dan Benjamin Netanyahu
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu di Oval Office, Gedung Putih, pada tanggal 5 Maret 2018 di Washington DC. (Mandel Ngan / AFP)

Sedikit kilas balik, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendadak berseberangan dengan para sekutunya dalam menyikapi kesepakatan JCPOA.

Pada bulan Mei lalu, AS menarik diri dari perjanjian dan menyerukan pemberlakukan kembali sanksi pada Iran. Namun, Trump sama sekali tidak mendapat dukungan dari para anggota yang menandatangani kesepakatan tersebut.

Kecuali AS, para pemantau internasional sepakat untuk tetap berpegang pada komitmen JCPOA, selama Iran terus mematuhi perjanjiannya.

Di lain pihak, PM Netanyahu memuji Trump dan mengutuk negara-negara Eropa, menuduh mereka menghukum Iran. Ia menggambarkan dukungan Brussels --ibu kota Uni Eropa--serupa dengan upaya awal Prancis dan Inggris dalam membela Nazi, yang justru menjadi bumerang mematikan.

"Saya putra seorang sejarawan,"ujar perdana menteri Israel. "Saya harus bertanya: apakah para pemimpin Eropa ini tidak belajar apa-apa dari sejarah? Apakah mereka akan bangun (dari kesalahan membela Iran)?"

Ditanya tentang kemungkinan signifikan dari "gudang atom", mantan atase senior yang bertanggung jawab untuk ketetapan IAEA, Jarrett Blanc, mengatakan: "Saya skeptis hanya karena ini akan menjadi cara yang aneh dan tidak efektif untuk merilis informasi terkait. Tetapi jika Iran ditemukan melanggar, itu akan menjadi cerita yang berbeda."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya