Apakah Dot Bayi Berdampak pada Cara Bicara Balita? Ini Kata Peneliti

Penelitian ini melibatkan 199 anak pra-sekolah usia empat tahun. Tujuannya untuk menilai kebiasaan mereka mengisap dot.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi bayi
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Sydney - Dampak penggunaan dot pada bayi telah lama menjadi perdebatan di kalangan pakar. Salah satunya, dampaknya pada cara anak-anak itu berbicara nantinya.

Namun sebuah penelitian di Australia menemukan kekhawatiran itu tidak beralasan.

Dikutip dari laman ABC Indonesia, Rabu (10/10/2018), Cara bicara balita yang mengubah bunyi kata-kata sulit biasa disebut sebagai gangguan fonologis.

"Ini masalah yang kita lihat pada anak-anak usia tiga dan empat tahun," ujar Elise Baker, dosen patologi wicara di University of Sydney.

"Dengarkan balita bicara dan minta mengulangi kata caterpillar. Mungkin mereka mengucapkannya sebagai tap-ua," katanya.

"Mereka mengganti bunyi yang lebih sulit dengan bunyi yang mudah. Mereka menghilangkan bunyi," jelas Dr Baker kepada ABC.

Penelitian itu melibatkan 199 bayi dan anak pra-sekolah usia empat tahun. Tujuannya untuk menilai kebiasaan mereka mengisap dot.

Penelitian ini merupakan bagian dari riset lebih luas mengenai permasalahan kemampuan bicara pada anak-anak.

Dr Baker mengatakan tidak ditemukan penyebab jelas masalah bicara pada sebagian besar anak-anak tersebut.

"Bagian dari penelitian ini ingin menemukan apa yang berpengaruh, baik sebagai penyebab atau justru lebih memperparah masalah cara bicara," jelas Dr Baker.

Orangtua anak pra-sekolah ditanya apakah memberikan dot pada anak-anak mereka ketika masih bayi, dan untuk berapa lama.

Mereka juga ditanyai apakah anak-anaknya menyusui, pakai susu botol, dan sering mengisap jempol.

"Kami menemukan sekitar 130 anak memiliki masalah. Lalu kelompok lain yang tak memiliki masalah pada cara bicara mereka," katanya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Respon Ahli

Lidah bayi (iStock)
Ilustrasi lidah bayi (iStockphoto)

Setelah melihat perbandingan antarkelompok, kata Dr Baker, kami tidak menemukan hubungannya sama sekali.

Dr Baker mengakui bahwa data itu retrospektif, karena orangtua balita hanya mengandalkan ingatan dalam penelitian ini.

Dia mengatakan pihaknya tertarik meneliti lagi penggunaan dot pada bayi secara langsung dan dampaknya pada masalah cara bicara.

"Apakah anak-anak itu tergantung dengan dot dan mereka tak bicara dan tak mau diajak bicara," ujarnya.

Namun sejauh ini, katanya, peneliti belum menemukan kaitan itu.

Dia mengakui bahwa kalangan orthodontis dan dokter gigi anak memiliki kekhawatiran mengenai kebiasaan bayi mengisap jempol dan pakai dot.

"Hal ini dapat dikaitkan dengan masalah dengan oklusi," katanya.

"Dan hal itu bisa mulai menimbulkan dampak pada perkembangan gigi mereka," tambah Dr Baker.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya