5 Negara Pengonsumsi Makanan Cepat Saji Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

Sejumlah negara ini masuk lima besar sebagai pengonsumsi makanan cepat saji terbanyak di dunia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Nov 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2018, 20:40 WIB
Ilustrasi makanan cepat saji
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, New York - Fast food atau makanan cepat saji setiap harinya dikonsumsi jutaan orang di seluruh dunia setiap harinya. Alasannya bermacam-macam, mulai dari rasanya yang enak, murah, dan praktis.

Populasi Bumi yang kian bertambah dan kehidupan sehari-hari yang dituntut serba cepat, membuat makanan cepat saji menjadi pilihan.

Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa fast food bukanlah makanan yang sehat jika dikonsumsi terus menerus.

Jika berpikir bahwa konsekuensi terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji hanya berat badan bertambah, Anda salah.

Sejumlah negara ini bahkan tercatat sebagai pengonsumsi makanan cepat saji terbanyak di dunia. Seperti dikutip dari laman Therichest.com, Senin (19/11/2018), berikut 5 daftar selengkapnya:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Amerika Serikat

Wanita Panjat Patung Liberty
Seorang wanita nekat memanjat Patung Liberty di New York, Rabu (4/7). Setidaknya dua petugas Departemen Kepolisian New York (NYPD) dengan helikopter mendekati Okoumou dan mengevakuasi paksa. (AP Photo)

Amerika Serikat berada di posisi pertama sebagai negara pengonsumsi makanan cepat saji terbanyak di dunia. Burger adalah makanan cepat saji yang paling populer.

Bahkan, ada banyak keluarga di AS yang mengeluarkan 50 persen dari total pendapatannya dalam satu bulan hanya untuk makanan cepat saji.

Meskipun telah ada upaya bagi perusahaan makanan cepat saji yang menawarkan menu sehat, namun industri ini masih saja disalahkan dalam peningkatan jumlah orang yang mengalami obesitas.

Sejumlah resto makanan cepat saji seperti McDonald, Burger King, Subway hingga Wendy's sangat populer di Negeri Paman Sam ini.


2. Prancis

Menara Eiffel
Gambar pada 29 Oktober 2018, landmark kota Paris Menara Eiffel saat lampu dimatikan untuk menghormati para korban serangan di sinagog, tempat peribadatan pemeluk Yahudi, di Pittsburgh. Dalam serangan itu, sedikitnya 11 orang tewas. Zakaria ABDELKAFI/AFP)

Prancis dikenal sebagai negara dengan hidangan menu enak dan lezat. Sejumlah restoran mahal di dunia pun ada di negara ini.

Rupanya, dalam waktu belakangan Prancis mengalami ledakan dalam makanan cepat saji. Jumlah restoran cepat saji di negara inipun naik 14 persen dari tahun lalu.

Naiknya tingkat konsumsi makanan cepat saji di negara ini terjadi lantaran ada penyusutan waktu makan siang menjadi 22 menit saja.


3. Kanada

Negara
Bendera negara Kanada

Posisi ketiga ditempati oleh Kanada. Perusahaan makanan cepat saji paling terkemuka di Kanada adalah Tim Hortons. McDonald dan Subway juga ada di negara itu.

Tetapi kepopuleran Tim Hortons masih jauh memimpin. Makanan favorit warga Kanada apabila mendengar kata fast food adalah burger, ayam hingga es krim.

 


4. Inggris

Ilustrasi Big Ben (iStock)
Ilustrasi Big Ben (iStock)

Inggris juga termasuk dalam daftar negara yang penduduknya paling banyak mengonsumsi makanan cepat saji. Akibat adanya kekhawatiran soal kesehatan warganya, sejumlah perusahaan makanan membuat perjanjian.

McDonalds, KFC hingga Burger King mendaftar dalam kesepakaran tanggung jawab kesehatan masyarakat. Mereka harus menampilkan informasi kalori dari semua produk yang di jual di papan menu.

Untuk masalah kesehatan, Subway pun mengurangi tingkat garam dari semua makanan yang mereka jual.

 


5. Korea Selatan

Melihat Keindahan Kota Seoul Saat Matahari Terbit
Pemandangan kota Seoul saat matahari terbit di Korea Selatan (31/10). Seoul terletak di barat laut negara, di bagian selatan DMZ Korea, di Sungai Han. (AFP Photo/Ed Jones)

Posisi kelima ada Korea Selatan. Korsel adalah negara Asia yang masuk lima besar yang warganya mengonsumsi makanan cepat saji.

Hal ini rupanya terjadi karena Korsel pernah mengalami masalah ketidakpastian yang timbul akibat krisis ekonomi. Kondisi ini lantas memaksa warganya untuk mengonsumsi makanan yang murah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya