Liputan6.com, Mexico City - Presiden Meksiko -- yang berkuasa untuk periode terakhir-- Enrique Peña Nieto telah mengejutkan negara itu dengan menganugerahkan kehormatan tertinggi bangsa untuk orang asing pada Jared Kushner, penasihat senior Gedung Putih, yang juga merupakan menantu Donald Trump.
Peña Nieto memuji Kushner sebagai "sekutu besar", yang membantu mencapai renegosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara antara AS, Kanada dan Meksiko.
Perjanjian yang direvisi --sekarang dikenal sebagai Usmca-- diharapkan akan ditandatangani di Buenos Aires selama KTT G20.
Advertisement
Dikutip dari The Guardian pada Rabu (28/11/2018), Peña Nieto akan menganugerahi Kushner dengan Ordo Aztec Eagle di ibu kota Argentina, pekan ini.
Baca Juga
Mengutip laporan berbagai outlet media Meksiko, Peña Nieto mengatakan: "Dia (Kushner) telah menjadi aktor penting dalam tujuan ini (pembentukan Usmca), dan memiliki pemahaman yang baik tentang pemerintahan kami."
Orang-orang Meksiko pada hari Selasa menyuarakan kemarahan mereka terhadap Kushner yang menerima Ordo Elang Aztec. Mereka menyebut suami dari Ivanka Trump itu tidak pantas menyandang penghargaan yang setara diberikan kepada Ratu Elizabeth II, Nelson Mandela, dan Walt Disney.
"Memberi (Kushner) Elang Aztec adalah bentuk penghinaan tertinggi," kata sejarawam Enrique Krauze, dalam salah satu kicauannya di Twitter.
Pada Agustus 2016, menteri keuangan saat itu Luis Videgaray --sekarang menteri luar negeri-- meyakinkan Peña Nieto untuk mengundang Donald Trump (sebagai capres AS) ke Mexico City, untuk menghadiri pertemuan di istana kepresidenan.
Dalam kemunculan bersama di media setelahnya, Trump kembali berjanji untuk membangun dinding perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Laporan media kala itu menyebut, Peña Nieto terlihat tenang ketika Trump terus menerus mengkritik Meksiko secara terbuka.
Simak video pilihan berikut:
Politik Istana yang Buruk
Beberapa pengamat menduga Jared Kushner punya hubungan dekat Videgaray, yang sempat mengundurkan diri dari kabinet, namun ditarik kembali ke Kementerian Luar Negeri pada malam pelantikan presiden AS.
Analis mengatakan Meksiko telah mengejar "strategi menantu laki-laki" dalam upayanya untuk berurusan dengan pemerintahan Trump. Hal itu dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan bisnis, dan juga memperkuat nilai tawar negara itu di tingkat global.
"Keputusan itu semua terjadi di balik pintu tertutup," katanya. "Ini adalah politik istana yang buruk."
Peña Nieto akan meninggalkan jabatan presiden sebagai figur yang dibenci pada 30 November, setelah enam tahun memerintah dengan penuh dugaan korupsi dan skandal antar kepentingan.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei Consulta Mitofsky, tingkat persetujuan publik ter
Advertisement