Meksiko Ancam Segera Deportasi Imigran Amerika Tengah yang Nekat Ingin Masuk AS

Situasi yang memanas di kota perbatasan Tijuana membuat pemerintah Meksiko mengeluarkan ancaman deportasi terhadap para imigran yang tetap nekat masuk AS.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 26 Nov 2018, 13:02 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 13:02 WIB
Puluhan imigran Amerika Tengah dihalau tembakan gas air mata oleh tentara AS di perbatasan (AP/David Guzman)
Puluhan imigran Amerika Tengah dihalau tembakan gas air mata oleh tentara AS di perbatasan (AP/David Guzman)

Liputan6.com, Tijuana - Pemerintah Meksiko dikabarkan akan segera mendeportasi hampir 500 imigran Amerika Tengah yang nekat menyerbu perbatasan Amerika Serikat (AS), ungkap kementerian dalam negeri setempat.

Kelompok Karavan --julukan rombongan imigran yang berjalan dari Amerika Tengah-- ditangkap setelah berushaa menyeberangi perbatasan "dengan kekerasan" dan "secara ilegal" pada hari Minggu, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari BBC pada Senin (26/11/2018), rekaman video menunjukkan puluhan orang, termasuk wanita dan anak-anak, berlari ke pagar yang memisahkan kedua negara di dekat kota Tijuana.

Mereka dipukul mundur oleh gas air mata yang digunakan oleh petugas perbatasan AS.

Kementerian dalam negeri Meksiko mengatakan semua orang yang diidentifikasi telah mencoba menyeberang akan segera dideportasi.

Ia menambahkan bahwa, "jauh dari membantu tujuan mereka", tindakan para imigran telah melanggar kerangka migrasi legal dan dapat menyebabkan "insiden serius".

Ketegangan dilaporkan meningkat di Tijuana sejak kedatangan ribuan imigran Amerika Tengah sejak awal bulan ini.

Para imigran berada di Tijuana setelah melakukan perjalanan lebih dari 4.000 kilometer dari Amerika Tengah.

Mereka mengatakan berupaya melarikan diri dari penganiayaan, kemiskinan dan kekerasan di negara asal mereka Honduras, Guatemala dan El Salvador.

Namun, mereka sekarang menghadapi penantian panjang untuk melihat apakah permohonan suaka akan diterima oleh AS, dengan Presiden Donald Trump bersumpah untuk menahan mereka tetap di sisi perbatasan Meksiko, sampai pengadilan memutuskan kasus mereka. Ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Nekat Menerobos Karena Putus Asa

Kafilah Migran Meksiko
Presiden Trump memerintahkan pasukan ke daerah perbatasan beberapa hari sebelum pemilu tengah dan sebelum kedatangan kafilah imigran dari Amerika Tengah. (Guillermo Arias/AFP)

Di tengah meningkatnya keputusasaan pada hari Minggu, sekitar 500 orang imigran yang telah ambil bagian dalam protes damai atas hak untuk mencari suaka politik di AS, memutuskan nekat berlari ke pagar perbatasan.

Menteri Dalam Negeri Meksiko, Alfonso Navarrete, mengatakan rombongan itu telah meminta bantuan untuk mengatur demonstrasi, tetapi dilaporkan telah didesak oleh beberapa pemimpin gerakan untuk membagi ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda, dan mencoba untuk menyeberang ke AS.

Menurut kantor berita AFP, sejumlah orang berhasil memanjat pagar pertama. Saat mereka mencoba menyeberangi dinding kedua. Tindakan tersebut langsung dibalas oleh para penjaga perbatasan AS dengan melemparkan beberapa kali gas air mata.

Seorang wartawan AFP melihat para imigran --termasuk ibu dan anak-- berusaha melindungi diri mereka dari terpaan gas air mata, dengan beberapa menangis seraya berkata mereka hanya ingin mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik di AS.

Sebagai dampak dari insiden pada hari Minggu, AS memutuskan untuk menutup sementara gerbang perbatasan di dekat Kota Tijuana, baik untuk kendaraan maupun pejalan kaki.

Sementara itu, Donald Trump mengancam untuk menutup seluruh perbatasan AS-Meksiko awal pekan lalu, jika dirasa akan "kehilangan kendali" dari situasi tersebut.

Dia juga mengatakan telah memberikan lampu hijau untuk menempataknn pasukan di perbatasan dengan kekuatan mematikan jika diperlukan.

Saat ini, pemerintahan Trump telah mengerahkan sekitar 5.800 pasukan ke perbatasan. Dia sebelumnya menggambarkan para imigran sebagai "invasi".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya