Liputan6.com, London - Para ilmuwan berhasil mengungkap jenis pola makan paling ideal untuk Bumi dan manusia yang menghuninya, yakni termasuk penggandaan jumlah konsumsi kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran dan polong, serta mengurangi separuh dari konsumsi daging dan gula saat ini.
Menurut peneliti, jika dunia mengikuti pola makan "Kesehatan Planet", maka lebih dari 11 juta kematian prematur dapat dicegah setiap tahunnya. Selain itu, emisi gas rumah kaca juga dapat dipangkas secara efektif, serta akan lebih banyak tanah, air, dan keanekaragaman hayati di Bumi dipertahankan.
"Makanan yang kita santap dan bagaimana kita memproduksinya menentukan kesehatan manusia dan planet ini, dan kita sejatinya telah melakukan kesalahan serius," kata Tim Lang, profesor di University of London, demikian sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (17/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Memberi makan populasi yang tumbuh menjadi 10 miliar jiwa pada 2050, dengan pola makan sehat dan berkelanjutan tidak akan mungkin tanpa mengubah kebiasaan bersantap, meningkatkan produksi pangan, dan mengurangi limbah rumah tangga," lanjutnya.
Menurut Lang, telah muncul banyak penyakit kronis yang mengancam jiwa terkait dengan pola makan buruk, termasuk obesitas, diabetes, malnutrisi, dan beberapa jenis kanker.
Para peneliti mengatakan pola makan tidak sehat saat ini menyebabkan lebih banyak kematian dan penyakit di seluruh wilayah Bumi daripada gabungan seks, alkohol, narkoba dan tembakau.
Usulan pola makan "Kesehatan Planet" adalah hasil dari proyek tiga tahun yang digagas oleh jurnal kesehatan The Lancet, dan melibatkan 37 spesialis terkait dari 16 negara.
Dikatakan konsumsi pangan rata-rata global, seperti daging merah dan gula, harus dipotong hingga 50 persen. Sementara konsumsi kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran dan polong harus dilipatgandakan.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Bisa Jadi Perubahan Dramatis
Untuk masing-masing wilayah Bumi, pola makan ini bisa berarti perubahan yang lebih dramatis. Sebagai contoh, orang-orang di Amerika Utara menyantap daging merah hampir 6,5 kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan, sementara orang di Asia Selatan hanya makan setengah dari jumlah yang disarankan oleh pola makan "Kesehatan Planet".
Memenuhi target konsumsi sayuran bertepung seperti kentang dan singkong, membutuhkan perubahan besar di kawasan sub-Sahara Afrika, di mana rata-rata orang di sana menyantap 7,5 kali lebih tinggi dari jumlah yang disarankan.
Saat mempresentasikan pola makan terkait pada briefing pada hari Rabu, para peneliti mengatakan mereka mengakui yakin bahwa semua orang di dunia siap mengadopsinya, paling tidak karena ada ketidaksetaraan global yang luas terhadap akses ke makanan.
"Lebih dari 800 juta orang memiliki makanan yang tidak mencukupi, sementara banyak lagi yang mengkonsumsi makanan tidak sehat, yang berkontribusi pada kematian dini dan penyakit," kata Walter Willett dari Harvard University di Amerika Serikat.
"Jika kita tidak dapat mewujudkannya sekaligus, lebih baik untuk mencoba sedikit demi sedikit pola makan tersebut, sehingga menjadi kebiasaan," katanya.
Advertisement