Liputan6.com, Washington DC - Delegasi Amerika Serikat dan Korea Utara kemungkinan akan mengadakan pembicaraan tingkat kerja, guna membahas pertemuan para pemimpin mereka di sebuah desa perbatasan bersama kedua Korea, sumber diplomatik mengatakan pada Sabtu 2 Februari 2019, menurut kantor berita Yonhap.
Pembicaraan itu akan dimulai pada Senin 4 Februari 2019.
"Tanggal dan tempat dialog (tingkat kerja) Korea Utara-AS belum diumumkan, tetapi Panmunjom tampaknya merupakan tempat yang paling mungkin untuk saat ini," kata satu sumber diplomatik seperti dikutip dari The Strait Times, Sabtu (2/2/2019).
Advertisement
Dialog tingkat kerja akan dihadiri oleh Stephen Biegun, perwakilan khusus Washington untuk permasalahan Korea Utara, yang dijadwalkan tiba di Seoul pada Minggu 3 Februari, kata Yonhap.
Baca Juga
Saat mengumumkan perjalanan Biegun ke Korea Selatan, Kementerian Luar Negeri AS tidak menyebutkan kapan atau di mana pembicaraan tingkat kerja akan diadakan.
"Ada kemungkinan pembicaraan tingkat kerja dapat berlangsung lebih dari satu hari karena ada banyak masalah yang perlu diatasi sebelum KTT AS-Korea Utara kedua," kata sumber lain.
Panmunjom adalah tempat dialog tingkat kerja antara Biegun dan mitranya dari Korea Utara saat itu, Choe Son-hui, membahas persiapan pertemuan jilid pertama antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Juni 2018 di Singapura.
Biegun mengatakan Kim Hyok-chol akan menjadi mitra barunya dari Korea Utara dalam pembicaraan persiapan KTT.
Dialog yang akan datang secara luas diharapkan untuk menetapkan aturan dasar untuk pertemuan Trump-Kim jilid kedua, sementara para pejabat Seoul percaya bahwa kedua pihak juga dapat mulai menyusun deklarasi bersama para pemimpin yang akan dikeluarkan pada pertemuan kedua mereka.
Presiden AS sebelumnya mengatakan bahwa tanggal dan tempat pasti dari pertemuan keduanya dengan Kim Jong-un akan diumumkan awal pekan depan.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Intelijen AS: Korea Utara Masih Simpan Senjata Nuklir
Pada kabar lain, sebuah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Korea Utara tidak mungkin menyerahkan seluruh senjata nuklirnya.
Laporan tersebut diberikan kepada Senat AS pada Selasa 29 Januari 2019, oleh Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats dan petinggi badan intelijen lainnya. Demikian sebagaimana dikutip dari BBC News pada Rabu (30/1/2019).
Dalam laporan keamanan tingkat tinggi itu, disebutkan Korea Utara tidak akan melepaskan senjata nuklir dan kemampuan produksi senjata pemusnah massalnya.
Menanggapi negosiasi yang dilakukan oleh pemerintahan Trump dengan Kim Jong-un, laporan itu mengatakan bahwa ada kepentingan pragmatis Korea Utara di baliknya. Langkah-langkah denuklirisasi parsial dan negosiasi dilakukan untuk mendapatkan konsesi strategis dari AS dan dunia internasional.
Sebagai informasi, Presiden Donald Trump, dan Kim Jong-un yang tak lain adalah Pemimpin Korea Utara telah bertemu pada Juni 2018 lalu. Meskipun demikian, tidak ada perkembangan yang signifikan hingga saat ini.
Advertisement