Liputan6.com, Sarajevo - Sejumlah relawan tampak menyambut obor Olimpiade Pemuda Eropa di bandara Sarajevo Jumat lalu 8Â Februari 2019.
Kompetisi ini dibuka di kota Sarajevo hari Minggu 10Â Februari dan ditutup seminggu kemudian di Sarajevo Timur.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (12/2/2019) obor itu dibawa melalui kota yang pernah menjadi garis depan dalam Perang Bosnia dulu.
Advertisement
Guna menunjukkan kerjasama di antara kedua mantan lawan di zaman dahulu, walikota kedua kota mengatakan ini adalah era baru perdamaian dan rekonsiliasi.
Baca Juga
"Festival Olimpiade Pemuda Eropa ini merupakan kesempatan bagi kita semua untuk berkumpul dan membangun masa depan yang lebih baik," ujar Abdullah.
Hal senada disampaikan Walikota Sajarevo Timur Nenad Vukovic.
"Saya berharap proyek ini membuat kita berkumpul bersama dalam beberapa hari mendatang, dan menghadiri pembukaan di Stadion Kosevo serta penutupan di Sarajevo Timur."
Upaya mencapai kerjasama itu tidak mudah. Sarajevo adalah bagian dari Federasi Kroasia-Bosnia, sementara Sarajevo Timur merupakan bagian Republik Serbia.
Dua kawasan otonomi Bosnia yang diwarnai perang antar etnis selama tiga tahun. Perang yang berlangsung pada tahun 1992-1995 itu menewaskan lebih dari 100.000 orang.
Kini sebagian warga mengatakan siap memulai masa depan. Sukarelawan Olimpiade Pemuda Eropa Azer Basic mengatakan.
"Salah satu yang paling penting tentang olimpiade ini adalah kita akan bertemu teman baru, baik dari Sarajevo maupun Sarajevo Timur. Kita seharusnya tidak memisahkan orang seperti ini, tapi inilah yang terjadi. Jadi menyenangkan ketika kita bisa bertemu lagi," ujar Bazic.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ingatan Tentang Olimpiade Terdahulu
Sejak Olimpiade Musim Dingin tahun 1984, jalur kereta luncur super cepat atau bobsled di Gunung Trebevic tertutup graffiti, sementara lompatan ski di Gunung Igman perlahan-lahan rusak.
Manajer seluncur es Jasenka Perovic memiliki kenangan indah pada Olimpiade 1984 itu.
"Kenangan terindah pada Olimpiade Musim Dingin yang saya ingat adalah ketika saya, bersama sejumlah gadis kecil lain, menjadi bagian dari kelompok seluncur es. Sungguh luar biasa ketika 35 tahun kemudian kita menjadi tuan rumah acara yang sangat mirip dengan Olimpiade itu, dan tentunya memberi kota kami semangat yang sama," ujar Perovic.
Semangat itu digaungkan banyak orang yang menari dan berfoto bersama Groodvy, maskot Olimpiade.
Advertisement