Iran Siap Balas AS Jika Korps Garda Revolusi Ditetapkan Sebagai Teroris

Para pejabat Iran telah memperingatkan AS agar tidak merampungkan rencananya untuk menetapkan Korps Garda Revolusi Iran sebagai kelompok teroris.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Apr 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2019, 18:00 WIB
Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)
Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)

Liputan6.com, Teheran - Para pejabat Iran telah memperingatkan Amerika Serikat agar tidak merampungkan rencananya untuk menetapkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai kelompok "teroris".

Iran memperingatkan bahwa hal tersebut akan memicu instabilitas di kawasan itu dan menuai balasan langsung dari Teheran, jika langkah itu tetap dilaksanakan, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (8/4/2019).

Kabar tentang AS yang akan menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris pada awalnya dilaporkan oleh Wall Street Journal pada Jumat 5 April 2019. Mengutip para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, surat kabar itu mengklaim bahwa sanksi tersebut dapat diluncurkan segera setelah hari Senin.

Rencana terkait dilihat sebagai langkah Presiden AS Donald Trump untuk mengambil garis yang lebih keras terhadap Iran.

Apabila jadi berlaku, ini merupakan pertama kalinya AS menargetkan sebuah lembaga pemerintah asing dalam daftar organisasi teroris mereka.

Ini juga akan jauh melampaui sanksi yang sudah ada yang diberlakukan oleh AS kepada entitas sasaran yang terkait dengan IRGC, termasuk Pasukan Quds, yang bertanggung jawab atas operasi pasukan di luar negeri.

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan tindakan seperti itu adalah "bencana lain dari AS" dalam pembuatannya, dan memperingatkan konsekuensi yang mungkin ditimbulkannya.

 

"#NetanyahuFirsters yang telah lama gelisah atas penetapan FTO IRGC sepenuhnya memahami konsekuensinya bagi pasukan AS di kawasan itu," tulis Zarif di Twitter, merujuk pada pendukung Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, musuh utama regional Iran.

"Faktanya, mereka berusaha menyeret AS ke dalam rawa atas namanya. @RealDonaldTrump seharusnya tahu lebih baik daripada ditipu oleh bencana AS lainnya," tambah Zarif.

 

Iran Menyiapkan Respons Balasan

Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi Bendera Iran (iStockphoto)

Secara terpisah, Mohammad Ali Jafari, komandan IRGC, mengatakan pasukan AS yang ditempatkan di Timur Tengah akan "kehilangan status kedamaian saat ini" seandainya Washington meneruskan "kebodohan seperti itu" dan memperingatkan "langkah timbal balik" dari Teheran.

"Jika laporan terbukti benar bahwa pemerintah AS yang bodoh bermaksud menunjuk IRGC sebagai organisasi teroris, maka IRGC juga akan menetapkan tentara AS sebagai kelompok seperti ISIS di semua bagian dunia, khususnya Timur Tengah," kata Jafari.

Pernyataan Jafari bertepatan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh mayoritas legislator Iran yang mengonfirmasi bahwa parlemen negara itu akan menanggapi dengan langkah sama terhadap setiap perubahan oleh Washington, menurut sebuah laporan oleh kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah Iran.

Sekilas IRGC

Angkatan Darat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) (Mohammad Sadegh Heydari / IRGC / Wikimedia)
Angkatan Darat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) (Mohammad Sadegh Heydari / IRGC / Wikimedia)

Organisasi keamanan paling kuat di Iran, IRGC didirikan untuk melindungi sistem pemerintahan ulama Syiah negara itu setelah Revolusi Islam 1979, yang menggulingkan raja sekuler sekutu sekutu Barat Shah Mohammad Reza Pahlavi dan menyebabkan pembentukan Republik Islam.

Pasukan bertanggung jawab atas rudal balistik Iran dan program nuklir, dan menjawab langsung ke Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Diperkirakan ada 125.000 personel, yang terdiri dari unit tentara, angkatan laut, dan udara.

Setelah perang Iran-Irak tahun 1980-an, IRGC juga menjadi sangat terlibat dalam rekonstruksi dan telah memperluas kepentingan ekonominya dengan memasukkan jaringan bisnis yang luas, mulai dari proyek minyak dan gas hingga konstruksi dan telekomunikasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya