AS Desak PBB Akui Juan Guaido Jadi Presiden Venezuela, Kenapa?

Wakil Presiden AS baru-baru ini mendesak PBB untuk mengakui ketua oposisi Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden sah negara itu.

oleh Siti Khotimah diperbarui 11 Apr 2019, 16:01 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2019, 16:01 WIB
Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)
Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)

Liputan6.com, Caracas - Wakil Presiden AS Mike Pence meminta PBB pada Rabu, 10 April 2019 untuk mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sah Venezuela.

"Sudah tiba waktunya bagi PBB untuk mengakui presiden sementara Juan Guaido sebagai presiden Venezuela yang sah dan mendudukkan wakilnya dalam badan ini," kata Pence kepada Dewan Keamanan PBB, mengutip Al Jazeera pada Kamis (11/4/2019).

Dalam kesempatan itu, ia menambahkan pihaknya telah menyusun resolusi mengenai Venezuela. Tidak jelas kapan dan di mana Pence akan memperkenalkan resolusi yang dimaksud kepada DK PBB.

Ia juga mengumumkan, pmerintah Amerika Serikat akan memberikan US$ 60 juta kepada Venezuela sebagai "bantuan kemanusiaan".

Pence sepertinya optimistis, ia mengatakan kepada wartawan bahwa dia percaya "momentumnya ada di pihak pendukung kebebasan".

Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan AS harus berhenti mencampuri urusan negara lain. Sebagaimana diketahui, Nicolas Maduro, presiden Venezuela saat ini, mendapatkan dukungan dari Kuba, Rusia, Turki dan China.

"Kami menyerukan Amerika Serikat untuk sekali lagi mengakui bahwa rakyat Venezuela dan masyarakat lain memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri," kata Nebenzia.

"Jika Anda ingin membuat Amerika hebat lagi (Make America Great Again - jargon kampanye Donald Trump), kami semua dengan tulus tertarik melihatnya, maka berhenti mencampuri urusan negara lain."

AS Memaksakan Kehendak?

Wakil Presiden AS Mike Pence (AP Photo)
Wakil Presiden AS Mike Pence (AP Photo)

Maria Alejandra Diaz, seorang analis Venezuela, mengatakan kepada Al Jazeera, panggilan Pence adalah "tanda keputusasaan dari Amerika Serikat".

"Mereka berusaha memaksakan kehendaknya sendiri," kata Diaz.

"AS berusaha untuk memaksakan dugaan krisis, mereka melanggar prinsip kedaulatan, dan memaksa dunia internasional untuk mengambil pendekatannya," tambahnya.

"Ini adalah momen penting bagi dunia, momen ini akan menentukan ke arah mana keseimbangan akan dimiringkan, menuju unipolaritas atau multipolaritas."

Pendapat ini tentu sangat kontras dengan pendukung Guaido yang melihat ketidakmampuan Maduro dalam memimpin negara itu, serta pemilihan yang tidak sah.

Konflik Venezuela

Puluhan Ribu Demonstran Tuntut Presiden Venezuela Mundur
Puluhan ribu demonstran antipemerintah menuntut pengunduran diri Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Sabtu (2/2). Krisis kekuasaan internal di Venezuela tengah mencapai titik terpanasnya. (AP Photo/Juan Carlos Hernandez)

Konflik Venezuela belum usai hingga saat ini. Seorang presiden interim dan ketua oposisi, Juan Guaido menentang pemerintahan Nicolas Maduro.

Saat ini, lebih dari 50 negara telah mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela sejak pemimpin oposisi menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada 23 Januari lalu.

Guaido menyebut kepresidenan Maduro tidak sah. Pada Selasa, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) mengakui utusan Guaido sebagai delegasi resmi kelompok regional Venezuela.

Sedangkan Maduro menuduh Guaido dan AS berupaya melakukan kudeta, dan banyak yang percaya resolusi apa pun yang diperkenalkan AS di PBB akan gagal memenuhi dukungan yang diperlukan untuk lulus.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya