Bayi Terkecil di Dunia yang Lahir Sebesar Apel Akhirnya Pulang dari RS

Bayi Saybie akhirnya dipulangkan dari rumah sakit setelah lima bulan menjalani perawatan intensif.

oleh Siti Khotimah diperbarui 31 Mei 2019, 15:50 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2019, 15:50 WIB
Bayi Saybie yang merupakan bayi terkecil di dunia (AFP Photo)
Bayi Saybie yang merupakan bayi terkecil di dunia (AFP Photo)

Liputan6.com, Washington DC - Sebuah rumah sakit di San Diego, Amerika Serikat pada Rabu, 29 Mei 2019 mengungkapkan  keberadaan seorang bayi terkecil di dunia yang berhasil diselamatkan. Saat dilahirkan, gadis itu hanya memiliki berat 245 gram atau sebesar apel.

"Bayi itu, bernama Saybie, lahir pada usia kandungan 23 minggu lebih tiga hari. Setelah hampir lima bulan berada di unit perawatan intensif neonatal, ia dipulangkan pada hari Rabu dengan berat sekitar dua kilogram," kata pihak Rumah Sakit Sharp Mary Birch di Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.

Keluarga bayi itu memberi izin untuk berbagi cerita tetapi ingin tetap anonim, kata rumah sakit sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (31/5/2019).

Status sebagai bayi terkecil di dunia yang pernah bertahan hidup berdasar catatan dari University of Iowa, menurut rumah sakit.

Dr Edward Bell, seorang profesor pediatri (kesehatan anak) di University of Iowa, Amerika Serikat mengatakan, Saybie memiliki berat lahir terendah buku catatan -- daftar bayi yang pernah dilahirkan. 

"Catatan hanya berisi bayi-bayi yang diserahkan dan dikonfirmasi secara medis," katanya dalam email ke Associated Press. "Kami tidak bisa mengesampingkan bayi yang lebih kecil yang belum dilaporkan ke registri."

Hari yang Menakutkan

Bayi Saybie yang merupakan bayi terkecil di dunia (AFP Photo)
Bayi Saybie yang merupakan bayi terkecil di dunia (AFP Photo)

Sang ibu bayi menggambarkan kelahiran anaknya dalam sebuah video yang diproduksi oleh rumah sakit, menyebutnya sebagai hari paling menakutkan dalam hidupnya.

Dia berkata bahwa dia telah dibawa ke rumah sakit, kemudian diberitahu bahwa dia menderita preeklampsia dan tekanan darah sangat tinggi. Pihak rumah sakit kemudian mengatakan, bayi itu perlu dilahirkan dengan cepat.

Sang ibu mengatakan, telah mengatakan kepada para profesional medis bahwa dia tidak berpikir putrinya akan selamat karena baru berusia 23 minggu. Bayi biasanya dilahirkan pada usia 40 minggu.

Dokter mengatakan kepada suaminya bahwa ia memiliki sekitar satu jam dengan anaknya sebelum sang bayi meninggal, tutur sang ibu. Namun, mukjizatnya, sang bayi tetap hidup hingga saat ini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya