Liputan6.com, Washington DC - Para pemimpin gereja dan pemuka agama di seluruh Amerika Serikat (AS) bersatu pada Minggu 15 Juli, untuk meredakan kekhawatiran di tengah para imigran, menyusul dimulainya razia keimigrasian secara nasional.
Seorang pendeta di Chicago berbicara tentang belas kasihan seorang aktivis perbatasan yang dituduh menyembunyikan imigran ilegal, sementara gereja kota lainnya menawarkan "bengkel pertahanan deportasi".
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Time.com pada Senin (15/7/2019), lusinan gereja di kota Houston menawarkan perlindungan kepada siapa pun yang takut ditangkap oleh pihak imigrasi.
Di Miami, para aktivis membagikan selebaran di luar gereja untuk membantu imigran mengetahui hak-hak mereka jika terjadi penangkapan.
"Kita hidup di masa di mana hukum mungkin mengizinkan pemerintah melakukan hal-hal tertentu, tetapi itu tidak selalu membuatnya benar," kata Pendeta John Celichowski dari Persekutuan St Clare de Montefalco di Chicago.
Jemaatnya yang beranggotakan hampir 1.000 orang adalah 90 persen Hispanik dan kebanyakan imigran.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diikuti Perintah Deportasi
Sementara tidak dijelaskan rinciannya oleh pejabat imigrasi federal, para petugas terkait memulai tindakan terkoordinasi pada hari Minggu, yang menargetkan sekitar 2.000 orang imigran, termasuk keluarga.
Kebijakan itu akan diikuti oleh perintah akhir deportasi di sepuluh kota besar di AS, termasuk Chicago, Los Angeles, New York dan Miami.
Aktivis dan pejabat kota melaporkan beberapa kegiatan Imigrasi dan Bea Cukai AS di New York dan Houston sehari sebelumnya, tetapi tidak jelas apakah itu merupakan bagian dari operasi yang sama.
Sejauh ini, tidak ada tanggapan resmi dari ICE --nama resmi lembaga imigrasi dan bea cukai AS-- tentang upaya dukungan oleh para pemuka agama terhadap para imigran.
Ancaman deportasi massal telah membuat komunitas imigran semakin berada di ujung tanduk sejak Trump berjanji untuk memulangkan jutaan orang yang tinggal di negara itu secara ilegal.
Advertisement
Jumlah Imigran Asal Afrika Meningkat
Bulan lalu, petugas patroli perbatasan AS di negara bagian Texas menahan ratusan imigran dari negara-negara Afrika selama lebih dari sepekan.
Patroli Kepabeanan dan Perbatasan AS (CBP) mengatakan "kenaikan dramatis" jumlah imigran dari negara-negara Afrika membeludak, mencapai tingkat yang disebut "krisis kemanusiaan".
Dikutip dari BBC, lebih dari 500 imigran Afrika telah tiba di sektor patroli perbatasan Del Rio sejak 30 Mei.
Sebagian besar dari mereka adalah rombongan keluarga yang telah melakukan perjalanan dari Angola, Kamerun dan Republik Kongo, kata CBP.
Dalam sebuah pernyataan, kepala agen patroli Sektor Del Rio Raul L Ortiz mengatakan bahwa hambatan bahasa dan perbedaan budaya juga menempatkan "beban tambahan pada stasiun pemrosesan (patroli perbatasan)".
Banyak imigran juga melakukan perjalanan ke San Antonio di negara bagian Texas, sekitar 240 kilometer dari Del Rio.