Konflik Mosul hingga Pertempuran Gaza, 5 Perang Paling Ngeri dalam Sejarah

Berikut adalah lima perang paling ngeri sepanjang masa. Sangat sadis, dengan anak-anak yang tak terhitung jumlahnya, tewas sebagai korban.

oleh Siti Khotimah diperbarui 15 Agu 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 21:00 WIB
Israel Kerahkan Puluhan Tank ke Perbatasan Gaza
Tentara Israel berjalan melewati tank di dekat perbatasan Gaza-Israel, Jumat (19/10). Pengerahan itu disebut menjadi yang terbesar sejak perang 2014. (JACK GUEZ/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Di masa lalu, perang sangat sering terjadi. Khususnya antar-negara maupun antar entitas tertentu. Sebagian dari perselisihan itu ada yang masih terjadi hingga saat ini. Banyak korban berjatuhan, baik nyawa maupun materi.

Berikut adalah lima perang paling ngeri sepanjang masa. Beberapa di antaranya benar-benar sadis, di mana komandan pertempuran menjadi satu-satunya yang mengambil keputusan.

Warga sipil, termasuk anak-anak terbunuh dengan masif akibat perang tersebut. Dampak buruk yang ditimbulkan akibat perseteruan juga sangat luas. Simak informasi berikut, seperti dilansir dari laman Toptenz.net, Kamis (15/8/2019).

1. Pertempuran Manila

17 Tahun Dirampas AS, Lonceng Balangiga Dikembalikan kepada Filipina
Bendera Amerika Serikat (AS) berkibar saat pengembalian lonceng Balangiga dari pemerintah AS ke Filipina di Pasay, Manila, Selasa (11/12). Lonceng Balangiga dihormati oleh orang Filipina sebagai simbol kebanggaan nasional. (AP Photo/Bullit Marquez)

Ibu kota Filipina, Manila, secara tidak langsung menjadi salah satu medan pertempuran pada Perang Dunia II. Amerika Serikat pernah diusir dari negara itu oleh Jepang pada 1942. Jenderal AS Douglas MacArthur kemudian berjanji bahwa pasukannya akan kembali.

Pada 6 Februari 1945, MacArthur mengklaim tentaranya telah "membebaskan" Manila. Namun nyatanya, Filipina masih dijajah Jepang.

Selama perseteruan di Manila antara Jepang melawan AS dan juga gerilyawan Filipina, banyak warga sipil menjadi korban. Secara total setidaknya 100.000 masyarakat tak bersalah terbunuh.

Banyak warga sipil itu tewas dengan mengerikan. Rumah-rumah dilaporkan dibakar, tempat keagamaan diserang, dengan para tenaga medis juga ditembak mati.

2. Pertempuran Mosul

Mosul
Polisi Irak berjalan sambil berbicara dengan rekannya menggunakan radio saat bertempur melawan militan ISIS di barat Mosul, Irak, 16 Maret 2017. (AP Photo/Felipe Dana)

Salah satu perang paling ngeri dalam sejarah juga terjadi pada 2016, yakni pertempuran di Mosul.

Pada Oktober 2016, koalisi Irak memulai kampanye besar-besaran untuk membebaskan Mosul dari tangan ISIS. Pertempuran berlangsung hingga Juli 2017.

Banyak orang tewas dalam kejadian tersebut. Laporan dari koalisi pada awalnya hanya 362 orang namun kemudian terkuak sekitar 3.200 warga sipil meninggal dunia.

Tidak mengherankan jika Koalisi Irak membunuh begitu banyak korban sipil karena mereka memiliki keunggulan udara. Sementara banyak dari korban tewas akibat reruntuhan bangunan yang ditargetkan.

3. Pengepungan Baghdad

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Bangsa Mongol terkenal sangat destruktif. Pada tahun 1211-1223 saja, mereka dilaporkan telah menghancurkan puluhan kota di Tiongkok dan menewaskan lebih dari 18 juta warga Tiongkok.

Namun, bukti kebengisan Mongol paling dapat dilihat dalam kejadian Pengepungan Baghdad yang terjadi pada 13 Februari 1258.

Dalam pengepungan itu, Mongol menerjunkan 150.000 orang, ribuan insinyur, dan 20.000 tentara Kristen Armenia untuk menaklukkan Baghdad.

Berusaha mengatasi perseteruan, Khalifah Al-Mustaim mengirim dua utusan. Namun, komandan jenderal Mongol, Hulagu, membunuh mereka. Ketika Khalifah mencoba lagi, mengirim sebanyak 3.000 diplomat, bangsawan, dan tentara; Mongol menyetujui persyaratan mereka. Namun sayang, setelah senjata dikumpulkan, mereka kemudian dibunuh.

Jumlah orang yang jatuh ke pedang Mongol benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Diperkirakan sekitar dua juta orang dihukum mati dalam hitungan kurang dari satu minggu.

Hulagu memerintahkan agar Khalifah dieksekusi dengan cara mengunci dia di sel dengan sebagian kekayaannya dan membiarkan lelaki itu mati kelaparan. Selain itu, Rumah Kebijaksanaan dan semua sarjana, ilmuwan, dan sejarawan yang dipekerjakannya dihancurkan, kira-kira setara dengan kehancuran Perpustakaan Alexandria yang terkenal.

4. Perang di Hutan Belantara AS

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Battle of Wilderness adalah sebutan bagi pertempuran pertama antara dua komandan perang sipil Amerika yang paling terkenal, yakni Ulysses S. Grant dan Robert E. Lee yang berlangsung di hutan belantara (wilderness).

Konfederasi di bawah Lee menyerang tentara Union di hutan lebat itu untuk mengimbangi keuntungan numerik musuh mereka. Itu adalah lokasi yang sama di mana Lee telah memenangkan kemenangan paling cemerlang di Pertempuran Chancellorsville tahun sebelumnya.

Pertempuran tiga hari itu menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah. Lebih dari 20.000 orang tewas atau terluka dalam pertempuran itu.

Hutan Wilderness sangat kering selama pertempuran, dan dalam pertempuran banyak yang terluka ditinggalkan begitu saja. Dengan percikan senapan, kebakaran hutan lalu terjadi.

Insiden kebakaran hutan itu menyebabkan prajurit tewas karena terbakar api. Jumlah orang yang tewas dalam cara yang sangat mengerikan ini tidak diketahui secara pasti.

5. Pertempuran Gaza

Menengok Bandara Yasser Arafat yang Hancur di Gaza
Suasana bandara Yasser Arafa International yang hancur dan sepi di Jalur Gaza, di kota Rafah, Palestina (24/6/2019). Bandara ini kini tinggal reruntuhan akibat serangan Israel. (AFP Photo/Said Khatib)

Angkatan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan ofensif ke Jalur Gaza pada 8 Juli 2014 dalam operasi yang disebut sebagai Operative Protective Edge.

Akibat serangan itu, lebih dari 200.000 warga Palestina terlantar da 504 anak-anak terbunuh. Terjadi pula pembunuhan yang masif kali itu, yang diperkirakan seperempat dari total kematian warga Palestina dalam konflik dengan Israel. Dalam insiden itu, 59 orang Israel juga turut tewas.

Tuduhan kemudian muncul, baik Hamas maupun IDF telah menggunakan anak-anak Palestina sebagai perisai manusia. Mereka dimanfaatkan untuk mencegah pengeboman

Terlepas mana yang benar, hal ini tentu bukan pertama kalinya anak-anak Palestina digunakan sebagai tameng manusia . Pada 2009, dua tentara Israel dinyatakan bersalah melakukan hal itu. Pada 2013, dilaporkan ada 14 penggunaan teknik ini oleh IDF menurut PBB. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya